Menu

sandwich generation

Pertama kali dengar istilah “sandwich generation” atau generasi sandwich, mungkin kamu bertanya-tanya: apa itu sandwich generation? Padahal ada banyak contohnya di sekitar kita, loh. Bahkan, barangkali kamu salah satunya. 

Istilah yang menggambarkan kondisi finansial ini semakin populer karena semakin banyak yang mengalaminya. Terlebih dengan meningkatnya harapan hidup manusia secara global atau meningkatnya populasi manula di dunia.

Apakah generasi sandwich merupakan hal yang buruk? Tidak selalu… akan tetapi, dengan mempersiapkan diri secara finansial, kamu bisa memutus rantainya. Bagaimana caranya?

Apa itu generasi sandwich? 

Generasi sandwich adalah istilah yang menggambarkan kondisi finansial seseorang, biasanya yang sudah berada di usia matang, yang harus bertanggung jawab pada dua generasi: orangtua atau mertuanya dan anaknya (pada beberapa kasus, juga harus menanggung beban finansial adiknya yang masih kecil).   

Istilah sandwich itu sendiri memang diambil dari roti lapis. Roti lapisan atas menggambarkan beban finansial dari generasi pertama (orang tua), roti lapis bagian bawah menggambarkan beban finansial dari generasi ke tiga (anak), dan isi roti lapis adalah kamu; terjepit di antaranya. Berat! 

Bayangin aja, gaji datang kamu langsung harus bayar biaya ini-itu. Bayar suster untuk orang tua, biaya pemeriksaan rutin, nanny, sekolah, biaya rumah… tahu-tahu sisa uang di rekening nyaris habis. Sound familiar? Ya, begitulah gambaran finansial rata-rata generasi sandwich.

Angka generasi sandwich di Indonesia pun membesar disebabkan semakin meningkatnya populasi manula. Data BPS tahun 2019 menunjukkan ada 40,64% lansia yang masih tinggal dalam 3 generasi. Artinya, di dalam satu rumah terdapat tiga generasi yang hidup bersama. Contohnya, kamu yang tinggal bersama orang tua dan anak kamu.  

Mengingat beban yang diemban si sandwich generation, asumsi jika generasi ini lebih mudah stres adalah wajar. Bahkan terkadang bukan hanya dukungan finansial yang harus mereka sediakan untuk keluarganya, mereka juga harus memberikan dukungan emosional untuk anak-anak yang masih bertumbuh dan orangtua yang mengalami sakit.  

Nyatanya, bukan berarti generasi ini nggak bahagia. Survei yang dilangsungkan dan dimuat oleh Pew Research Central Study menunjukkan bahwa generasi sandwich juga bahagia dengan kehidupan mereka, seperti orang dewasa lain yang bukan generasi sandwich.

Tipe generasi sandwich, kamu yang mana? 

Menurut Carol Abaya, Aging and Elder Care Expert, yang dikutip oleh situs Senior Living, ada beberapa kategori generasi sandwich yang umum ditemukan. Tiga kategori generasi sandwich itu adalah:  

  1. The Traditional Generasi Sandwich
    Ini merupakan kategori yang paling jamak ditemukan. Orang dewasa di rentang usia 40-50 tahun yang harus menanggung beban finansial orang tua dan anak-anaknya.  
  2. The Club Sandwich Generation
    Orang dewasa, berusia 30 sampai 60 tahun, yang harus menanggung beban finansial orang tua, anak, dan cucunya atau nenek/kakeknya.  
  3. The Open Faced Sandwich Generation
    Generasi sandwich yang masuk dalam kategori ini hanya mengalami beban finansial dari orang tuanya saja. 

Tantangan si generasi sandwich 

Menjadi generasi sandwich tentu sangat menantang. Memberikan support untuk generasi diatas dan di bawah kamu sudah pasti nggak mudah. Apa aja sih, tantangannya? 

Tekanan finansial dari dua generasi  

Memberikan dukungan finansial untuk orangtua dan anak pastinya akan memberatkan kondisi finansial kamu. Apalagi, dengan biaya hidup yang terus meningkat dan kebutuhan finansial si kecil yang semakin membesar seiring usianya. Sambil memenuhi seluruh kebutuhan tersebut, kamu pun perlu mempersiapkan biaya kuliah anak dan biaya pensiun.  

Menyeimbangkan pekerjaan sambil merawat keluarga 

Mengatur waktu antara kerja dan keluarga saja sudah cukup sulit, apalagi sambil merawat orang tua yang memiliki kebutuhan medis. Hal ini bisa membuat produktivitas kerja menurun dan berpotensi mengganggu hubungan kamu dengan anak dan orang tua kamu.  

Tergantung dari tempat kamu bekerja, kamu bisa mendiskusikan hal ini dengan atasan sehingga mereka dapat memberikan sedikit kelonggaran untuk sesekali merawat orangtua atau anak, jika mereka mengalami sakit. Alternatif lain, jika secara keuangan memungkinkan, adalah membayar perawat atau orang dekat untuk membantu merawat orang tua atau anak.  

Dampak negatif pada kesehatan mental  

Meskipun penelitian Pew Center menyebutkan kalau generasi sandwich juga merasa bahagia, bukan berarti mereka tidak mengalami masalah. Tanggung jawab ganda tersebut menyebabkan tekanan emosi yang lebih besar. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of South Carolina, memperlihatkan kalau generasi sandwich berisiko mengalami kondisi kesehatan mental yang disebabkan oleh meningkatnya stres sebagai seorang caregiver dan bahkan berpotensi mengalami konflik antar-generasi.  

Menunda rencana pribadi 

Tugas dan tanggung jawab sebagai caregiver kerap menyita waktu, tenaga dan perhatian. Nggak sempet deh mikirin diri sendiri. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan burnout, kelelahan emosi yang luar biasa. Padahal nggak ada salahnya ambil sedikit rehat untuk menyegarkan pikiran dan mengembalikan tenaga. Jadi, sesekali ambil waktu untuk diri sendiri juga penting!

generasi sandwich

Memutus rantai generasi sandwich  

Melihat bagaimana generasi sandwich bisa mengalami beban yang tidak mudah, kamu mungkin berpikir untuk mencari cara memutus rantainya. Bukan nggak mungkin untuk dilakukan, kok. Dengan perencanaan yang tepat, kamu bisa menghentikan ‘warisan’ ini. 

Pertama, cek dan komunikasikan kondisi keuangan kamu 

Berdiskusi tentang kondisi keuangan bukanlah hal yang mudah dilakukan, padahal hal ini merupakan salah satu kunci untuk melalui tantangan ini. Salah satu beban berat yang kamu bawa sebagai generasi sandwich adalah tidak berkomunikasi mengenai kesulitan finansial yang ada di pundakmu. Hanya dengan membicarakannya, beban kamu akan sedikit terangkat.  

Komunikasi yang terbuka ini akan membantu kamu menentukan batasan; apa yang bisa kamu berikan dan apa yang berada di luar jangkauan kamu. Dengan demikian, orang tua dapat menyesuaikan ekspektasinya. Lakukan perhitungan untuk mendapat gambaran realistis dan menentukan langkah finansial terbaik untuk merawat orang tua sambil mempersiapkan masa depan anak-anak. Kalau orang tua kamu ingin berkontribusi, jangan ditolak begitu saja. Jika memang perlu, nggak ada salahnya diterima.  

Siapkan dana pensiun  

Memiliki dana pensiun yang cukup akan melepaskan beban finansial dari anak-anak kamu ketika kamu tidak lagi memiliki penghasilan di masa pensiun nanti.  

Kapan harus mempersiapkan dana pensiun? Siapkan sedini mungkin. Semakin cepat kamu mempersiapkannya, semakin ringan dan mudah mencapai dana pensiun yang ditargetkan. Ingat, menabung saja nggak cukup. Untuk mendapat dana pensiun yang cukup, investasikan dana kamu di aset yang nilainya meningkat terus, seperti saham, reksadana dan emas.

Mungkin artikel berikut ini juga bisa bermanfaat untukmu: Atur Keuangan dan Penuhi Biaya Asuransi Kesehatan Bahkan Di Tengah Berbagai Ketidakpastian.

Cari penghasilan tambahan 

Jika memungkinkan, cari pekerjaan atau buka usaha sampingan untuk menambah penghasilan. Penghasilan tambahan akan membantu kamu mencapai tujuan finansial yang membebaskan diri dari rantai generasi sandwich. Idealnya, penghasilan tambahan ini diperoleh dari kegiatan yang kamu sukai. Misalnya kalau kamu hobi memasak, kamu bisa mulai menjual hasil masakan kamu. Atau bisa juga dengan menawarkan jasa dari keterampilan yang kamu miliki; menulis, mendesain, atau fotografi misalnya. 

Siapkan dana darurat 

Dana darurat penting kamu persiapkan untuk mempersiapkan diri jika terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.  

Jumlah dana darurat ideal adalah 5 kali dari jumlah pengeluaran bulanan kamu. Jadi semisal pengeluaran keluarga kamu mencapai 15 juta rupiah per bulan, maka dana pensiun yang perlu kamu siapkan adalah 75 juta rupiah. Sebaiknya siapkan dana pensiun dalam bentuk aset yang mudah dicairkan, misalnya emas atau tabungan.   

Menjadi generasi sandwich merupakan tantangan. Tapi, bukan nggak mungkin untuk dilalui kok. Dengan perencanaan yang baik, kamu bisa melalui dan memutus rantainya, perlahan demi perlahan.  

Punya asuransi 

Asuransi membantu kamu mempersiapkan perlindungan dari beban finansial yang mungkin muncul di kemudian hari. Asuransi kecelakaan diri memberikan tambahan finansial saat terjadi kecelakaan. Meski tidak diinginkan, nggak ada salahnya mempersiapkan diri.  

Asuransi jiwa juga perlu seandainya kamu mendahului anak-anak dan orang tua kamu. Asuransi juga membuat kamu merasa lebih tenang dan siap dalam menjalani peran sebagai anak dan orang tua. Asuransi kesehatan akan membantu kamu mempersiapkan kondisi finansial saat salah satu anggota keluarga harus berobat atau menjalani perawatan.  

Sementara asuransi penyakit kritis bisa memberikan dana tambahan untuk menutupi biaya-biaya yang diperlukan, misalnya transportasi selama menjalani perawatan hingga menutupi biaya yang hilang saat kamu nggak bisa bekerja.

Asuransi Penyakit Kritis Sebagai Proteksi Finansial 

Ketika memilih asuransi untuk membantu membangun kehidupan finansial yang sehat, ada baiknya memilih produk asuransi yang dapat memberikan perlindungan dari risiko keuangan yang besar.  

Dalam hal ini, seperti yang diungkapkan dalam artikel 7 Hal yang Perlu Kamu Perhatikan saat Memilih Asuransi Penyakit Kritis Terbaik, risiko keuangan apabila kamu sampai harus menghadapi penyakit kritis, tidak dapat dianggap sepele. Maka memiliki Asuransi Penyakit Kritis dapat menjadi pilihan yang baik, terutama mempertimbangkan fakta bahwa Asuransi Penyakit Kritis Roojai Indonesia dapat membantu meringankan beban finansial akibat kehilangan pemasukan apabila kamu didiagnosa terkena penyakit kritis.

Pelajari lebih lanjut tentang Asuransi Penyakit Kritis Roojai Indonesia dan segala manfaatnya, atau hubungi kami di (021) 5089 0822 kami siap membantu kamu mendapatkan informasi lebih lanjut tentang proteksi ini.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!