Menu

daging vegan
Photo by LikeMeat on Unsplash

Dokter nutrisi kesehatan masyarakat yang menjabat sebagai presiden World Vegan Organization (WVO) & Vegan Society of Indonesia (VSI), Dr. Susianto, MKM, menyatakan bahwa popularitas pola makan vegan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurutnya, peningkatan popularitas dan jumlah vegan di Indonesia dapat dilihat dari semakin menjamurnya tempat makan vegan. Pada tahun 1998, organisasinya membuat survei dan menemukan hanya ada 50 restoran atau rumah makan vegan di Indonesia. Kemudian, pada tahun 2017, jumlahnya meningkat menjadi 2.000 restoran atau naik menjadi 40 kali lipat. 

Salah satu menu yang biasa ada di restoran vegan adalah daging vegan. Apakah kamu pernah mengonsumsinya? Apakah rasanya sama seperti daging hewan atau sama sekali berbeda? Dari bahan apa saja daging plant-based ini dibuat? Kenapa perlu menjalankan pola makan plant-based? Tentunya beberapa pertanyaan itu bersilweran di kepalamu. Dan tahukah kamu daging vegan bagus untuk kesehatan jantungmu? Lanjut baca, yuk, biar semakin paham.

Bolehkah vegan konsumsi daging? 

Daging vegan adalah terminologi yang digunakan untuk makanan menyerupai daging hewan tetapi terbuat sepenuhnya dari bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Nama lain yang digunakan adalah daging nabati atau daging plant-based.

Ngomong-ngomong soal makanan, artikel berikut ini juga memberikan tips terkait makanan untuk kamu bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung.

Vegan sendiri adalah pola makan (diet) yang dilakukan oleh orang yang sama sekali tidak mengonsumsi bahan makanan hewani. Bahkan, secara ekstrem, praktisi vegan juga menjalankan etika veganisme dengan tidak menggunakan produk apa pun yang berasal dari hewan karena menghindari kekejaman atau eksploitasi atas hewan apa pun, serta menghindari dampak industri peternakan yang membahayakan lingkungan. Berdasarkan data emisi gas rumah kaca dalam agroindustri, peternakan, terutama penghasil daging sapi potong, domba, dan kambing, memiliki kontribusi paling besar terhadap jejak karbon makanan.  

Selain vegan, kamu pasti pernah juga mendengar istilah vegetarian. Apakah sama saja antara keduanya? Mengutip situs Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa pola makan berbasis nabati, yaitu: 

  • Vegan: hanya boleh mengonsumsi makanan nabati saja dan melarang konsumsi segala produk makanan hewani apa pun, baik itu daging, susu, telur, bahkan madu.  
  • Vegetarian: dikenal juga sebagai ovo-lacto vegetarian. Pelaku diet ini masih dibolehkan mengonsumsi telur dan susu sebagai pelengkap makanan berbasis tumbuhan. 
  • Pescatarian: selain pola makannya seperti vegetarian, pescatarian juga mengonsumsi makanan yang berasal dari laut. 
  • Whole-food plant-based: pola makan ini sangat mirip dengan pola makan vegan, tetapi juga menghindari makanan yang diolah. Pola makan ini mengonsumsi buah, sayuran dan biji-bijian tanpa pengolahan. Sedangkan makanan yang mengandung tepung, minyak nabati dan gula olahan sangat dihindari. 
  • Flexitarian: istilah ini digunakan oleh mereka yang mengikuti pola makanan vegetarian, tetapi kadang-kadang juga membolehkan diri mengonsumsi daging dan makanan laut meski dalam jumlah kecil. Terkadang pola makan ini disebut juga dengan semi-vegetarian. 

Jadi, daging hewan sama sekali tidak diperbolehkan dalam pola makan vegan. Namun, untuk praktisi vegan yang masih ingin menyantap makanan yang serupa daging, maka daging “tiruan” menjadi pilihan yang menarik dan tak kalah lezat. Terbuat dari apa saja daging plant-based ini?  

Bahan umum dalam daging vegan 

Mengutip majalah Live Naturally, ada enam bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat daging vegan, yaitu: 

  1. Protein nabati
    Biasanya ditulis dengan nama protein kacang polong. Bahan ini digunakan sebagai pengganti protein hewani. Protein nabati sudah dikenal memiliki kandungan yang baik serta rendah kolesterol. Tidak seperti kacang lainnya, protein kacang polong bukan termasuk penyebab alergi yang mayor. Namun, orang dengan alergi kacang-kacangan tetap harus berhati-hati mengonsumsinya. 
  2. Seitan
    Olahan gluten gandum ini tinggi protein, rendah lemak, dan kaya dengan kandungan selenium, zat besi, kalsium, fosfor, dan tembaga. Dengan semua kandungan itu, seitan dianggap sebagai bahan yang memberikan banyak nutrisi pada daging vegan. Walaupun terbuat dari gandum, bahan ini rendah kalori. Orang dengan alergi kacang-kacangan dapat mengonsumsi daging plant-based berbahan seitan, tetapi orang dengan penyakit celiac atau sensitif terhadap gluten perlu menghindarinya. 
  3. Minyak kelapa
    Minyak kelapa sudah dikenal secara luas dan disukai karena memiliki manfaat sebagai pembakar lemak tubuh dan dapat menekan nafsu makan. Namun, perlu diingat bahwa 80 persen kalori minyak kelapa berasal dari lemak jenuh, yang artinya dapat meningkatkan level LDL (low-density lipoprotein) alias kolesterol jahat yang dapat menyumbat pembuluh darah.  
  4. Buah bit
    Daging vegan dapat pula mengandung bahan buah bit karena warnanya yang menyerupai warna merah pada daging mentah. Tidak seperti bahan artifisial yang mampu memberikan bentuk dan tekstur daging plant-based seperti protein hewani, bahan jus buah bit jauh lebih sehat. Jus buah ini dapat diolah dengan cara direbus, dikukus, maupun dibakar. Jus bit mengandung folat (vitamin B9), vitamin C, serat, dan antioksidan, semuanya dapat membantu melindungi kamu dari penyakit jantung dan jenis kanker tertentu.  
  5. Ekstrak ragi
    Bahan ini biasa digunakan dalam daging vegan untuk memberikan rasa ala daging hewani yang khas. Ekstrak ragi juga ditambahkan untuk memberikan rasa yang dikenal sebagai umami. Tidak hanya untuk faktor penambah rasa, ekstrak ragi juga tinggi nutrisi, yaitu sumber vitamin B12 yang krusial bagi vegan dan vegetarian karena biasanya banyak terdapat pada produk hewani seperti gading merah, ikan, susu, dan telur. Vitamin B12 diperlukan untuk memelihara produksi sel darah merah dan penting dalam proses pembakaran makanan menjadi energi. Vitamin B12 juga membantu melawan keletihan dan memelihara sistem saraf yang sehat.  
  6. Leghemoglobin kedelai
    Bahan yang diperoleh dari akar-akaran tanaman kacang kedelai ini digunakan pada daging plant-based karena dapat membuat “berdarah” seperti pada daging asli ketika dimasak. Bahan ini kaya akan zat besi nonheme, jenis zat besi yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, tetapi berbeda dengan zat besi heme yang terdapat pada daging hewan dan makanan laut. Perlu diketahui, tubuh kamu menyerap zat besi heme dan nonheme secara berbeda. Zat besi nonheme dari tanaman diserap dalam jumlah kecil dibandingkan zat besi heme dari produk hewani.  

Manfaat mengonsumsi daging vegan 

Apakah kamu jadi tertarik mengonsumsi daging vegan sebagai alternatif dietmu yang biasanya banyak mengonsumsi daging? Mengutip Mayo Clinic, hanya dengan mengurangi konsumsi daging hewani dapat memberikan efek proteksi yang baik bagi tubuh. Sudah banyak penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang makan daging merah secara berlebihan berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung, stroke, atau diabetes. Daging olahan (yang dikalengkan) bahkan meningkatkan risiko kematian yang disebabkan penyakit-penyakit tersebut. Pola makan yang kurang mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, makanan laut, buah-buahan, dan sayur-sayuran juga meningkatkan risiko kematian.

Kalau jadi vegan bukan pilihan hidupmu sekarang, pastikan kamu tahu bahwa Riset Membuktikan, Makanan-makanan Ini Perlu Kamu Hindari untuk Mencegah Stroke!

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, pola makan plant-based menyediakan nutrisi yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh, terutama dalam pencegahan dan penanganan penyakit kronis tertentu. Penyakit kronis ini termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes, prediabetes, osteoporosis, kanker, dan obesitas. Beberapa hasil laporan penelitian mendukung temuan bahwa pola makan berbasis nabati diasosiasikan dengan body mass index (BMI) yang rendah. Artinya, tubuh orang vegan dan vegetarian lebih ideal daripada nonvegetarian.  

Pola makan plant-based juga bantu menjaga kesehatan tulang karena banyak asupan sayur-sayuran dan buah-buahan, serta menyediakan pasokan mineral magnesium, potasium, vitamin K, dan vitamin C. Namun, perlu juga vegan memperhatikan jumlah asupan kalsium, vitamin D, vitamin B12, dan protein karena praktisi vegan memiliki peluang tinggi mengalami defisiensi mineral dan vitamin tersebut.  

Berdasarkan penelitian oleh American Heart Association terhadap lebih dari 37.000 orang di Amerika Serikat, orang yang mengonsumsi protein nabati memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung lebih rendah sebanyak 29 persen. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mengganti konsumsi satu sajian daging merah atau olahan dengan makanan seperti daging plant-based memengaruhi turunnya risiko penyakit jantung koroner pada pria sebesar 47 persen.

sayangi jantungmu
daging vegan untuk kesehatan jantung

Proteksi kesehatan jantungmu

Berdasarkan penjelasan di atas, kamu dapat menjaga kesehatan jantungmu dengan mengurangi asupan daging hewani dan menggantinya dengan alternatif daging vegan yang plant-based. Selain memperbaiki pola makan, kamu juga perlu memiliki Asuransi Penyakit Jantung yang disediakan oleh Roojai Indonesia. 

Dengan asuransi ini, kamu akan diproteksi dari risiko kerugian finansial akibat penyakit jantung. Asuransi ini dapat menjadi pelengkap asuransi kesehatan utamamu atau BPJS jika kamu didiagnosis penyakit stroke iskemik atau hemoragik, serangan jantung akut, dan penyakit arteri koroner dengan manfaat sesuai dengan ketentuan polis. Asuransi ini juga memiliki benefit santunan tunai yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pengganti biaya yang hilang selama masa perawatan penyakit jantung. 

Sudah tahu belum kalau premi asuransi bisa kamu atur sesuai keinginan? Ubah anggapan bahwa asuransi penyakit kritis, seperti penyakit jantung koroner, identik dengan premi yang mahal. Roojai memberi kamu pilihan perlindungan sesuai kebutuhan, santunan, dan pengaturan budget yang tersedia, sehingga lebih fleksibel. Asuransi Penyakit Jantung dari Roojai memberikan kamu asuransi dengan harga terbaik di kelasnya dan dengan kemudahan pembelian secara online

Dian Pusparini

Ditulis oleh

Dian Pusparini

Head of Claim

Dian merupakan lulusan keperawatan di STIK St Carolus. Dian sudah bekerja selama 20 tahun, dengan pengalaman bekerja dibidang asuransi selama 18 tahun. Dian memiliki sertifikasi asuransi AAAK (Ajun Ahli Asuransi Kesehatan). Dian memahami betul betapa pentingnya kesehatan untuk kita. Sebagai Head of Claim, saat ini Dian senang berbagi pengetahuan dan tips seputar kesehatan.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!