Menu

Inflasi melejit! Begitu headline berita yang makin sering kita lihat di di televisi dan berita online. Nggak hanya terjadi di negara-negara luar negeri, fenomena inflasi juga semakin dirasakan di sini.  

Bulan April 2022 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi konsumen mencapai 3,47% secara tahunan (year on year/yoy). Pada bulan Juni, peningkatan inflasi mencapai 4,35% yoy, atau 0,35% dari angka yang ditargetkan Bank Indonesia.  

Gimana sih dampak inflasi ini terhadap kondisi finansial kamu dan keluarga? Kapan kita harus khawatir dengan kenaikan laju inflasi dan apa yang bisa kita lakukan supaya tetap aman dan tenang menghadapi inflasi?

Apa itu inflasi? 

Sebelum melanjutkan pembahasan ke kesiapan kita menghadapi inflasi, ada baiknya kita pahami dulu istilah ini. Menurut situs Bank Indonesia, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berlangsung secara terus-menerus dan dalam jangka waktu tertentu.  

Di Indonesia, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, dengan memperhitungkan banyak data dan komponen. Utamanya harga pada 7 kelompok pengeluaran, yaitu bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.  

Kenaikan harga dari satu atau beberapa barang saja nggak bisa disebut inflasi. Tapi kalau kenaikan harga satu-dua barang itu meluas ke barang lainnya atau memicu kenaikan barang lain (misalnya kenaikan harga bahan bakar), maka sudah dikategorikan sebagai inflasi.  

Secara awam, inflasi bisa dikenali dengan kenaikan harga produk yang sama, pada periode yang berbeda. Misalnya dulu kita bisa beli jajanan A dengan harga 500 rupiah, tapi sekarang kita harus bayar 1.000 rupiah untuk mendapatkannya.

Ngga cuma menghadapi inflasi, kamupun bisa punya impian Menuju Kebebasan Finansial dengan Terapkan Gaya Hidup Frugal

Bagaimana inflasi bisa terjadi? 

Inflasi  bisa terjadi karena adanya tekanan dari sisi pasokan, serta meningkatnya sisi permintaan dan ekspektasi inflasi (perilaku masyarakat). Ketiga faktor ini memang bisa meningkatkan angka inflasi, namun kondisi-kondisi yang menyebabkan inflasi di setiap negara, bisa berbeda-beda.  

Beberapa kondisi umum yang menyebabkan inflasi adalah tingginya permintaan terhadap barang dan jasa yang mengakibatkan penyediaan faktor produksi barang jadi turun. Sementara, pengganti dari barang dan jasa tersebut kesediaannya terbatas bahkan nggak ada. Kondisi yang nggak seimbang antara pasokan dan permintaan/kebutuhan inilah yang menyebabkan harga produk atau jasa tersebut naik.  

Selain itu, inflasi juga bisa terjadi karena uang beredar di masyarakat yang meningkat. Prinsipnya, harga barang bisa meningkat kalau uang beredar lebih banyak tetapi produk atau jumlah barang tetap. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, maka bisa terjadi inflasi.  

Perilaku masyarakat dan kekacauan ekonomi dan politik juga bisa memicu inflasi. Misalnya perang Rusia – Ukraina sudah pasti membuat harga barang di negara tersebut menjadi mahal. Indonesia pun pernah berada di kondisi ini, yaitu ketika kekacauan politik pada tahun 1998 membuat lonjakan inflasi melampaui angka 70 persen.

Bagaimana inflasi Indonesia saat ini?  

Untuk memahami apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi inflasi dengan tenang, kita juga perlu tahu apa yang menyebabkan inflasi di Indonesia.  

Inflasi di Indonesia saat ini terjadi karena sinyal ekonomi yang bergerak naik dan meningkatnya daya beli masyarakat seiring terkontrolnya pandemi Covid-19. Kenaikan harga tersebut wajarnya karena peningkatan permintaan dari masyarakat. Mereka yang semula kehilangan penghasilan karena Covid-19, mulai kembali meningkatkan konsumsinya.  

Penyebab inflasi kedua adalah karena dari sisi pasokan yang mengalami masalah. Sejak awal tahun 2022 ini kita mendengar langkanya minyak goreng menyebabkan harga komoditas ini meningkat dua kali lipat. Begitu pula dengan harga bensin.  

Kenaikan harga bahan pokok tersebut juga diikuti dengan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS, situasi ketidakpastian ekonomi global, serta perang Rusia-Ukraina yang mau nggak mau mengganggu rantai pasok global dan berimbas ke lonjakan harga pangan dunia.  

Beberapa negara sudah mengalami kenaikan harga pangan yang sangat signifikan. Sebut saja Libanon, Zimbabwe, Sudan, Venezuela dan Suriah yang inflasinya menembus sampai lebih dari 100 persen. Pemerintah Indonesia sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mengontrol laju inflasi.

Tetap aman dan tenang menghadapi inflasi 

Meski inflasi Indonesia masih bisa dikatakan terkontrol, kita harus tetap waspada. Caranya adalah dengan melakukan pengelolaan keuangan rumah tangga yang cermat. Tujuannya adalah supaya aset kita berkembang, melampaui angka inflasi. Gimana caranya? 

Cek lagi pengeluaran kamu 

Saatnya melihat lagi pengeluaran bulanan kamu dan cek mana yang bisa dikurangi. Pengeluaran gaya hidup yang nggak terlalu perlu misalnya, bisa dilepas dulu. Salah satunya, langganan paket-paket streaming yang saling menumpuk. Pilih mana yang paling sering kamu pakai, dan hentikan langganan pada platform yang jarang kamu gunakan. Uang langganan itu bisa kamu pakai untuk menambah investasi kamu, loh.  

Siapkan dana darurat  

Mungkin istilah dana darurat udah sering banget kamu dengar. Tapi, apakah kamu sudah benar-benar menyisihkan/memilikinya? Dana darurat ini bisa kamu simpan di rekening tabungan atau aset investasi yang mudah dicairkan, tapi juga nggak dikutak-kutik.  

Idealnya, dana darurat bisa menutupi kebutuhan atau pengeluaran bulanan kamu selama 3 hingga 6 bulan.  

Inflasi tinggi bisa berujung pada resesi yang meningkatkan potensi pengurangan gaji atau bahkan PHK. Saat ini terjadi, kamu sudah punya dana darurat yang bisa dipakai untuk menutupi pengeluaran selama penghasilan nggak ada.  

Selesaikan utang  

Masih ada utang yang belum diselesaikan? Targetkan untuk segera menyelesaikannya ya. Kenaikan inflasi biasanya akan diikuti dengan peningkatan suku bunga. Sebelum utang kamu jadi masalah karena bunga yang naik, segera lunasi. Selain itu, hindari juga membuat utang baru, apalagi yang sifatnya konsumtif atau sekadar mengikuti gaya hidup.

Sadar pentingnya asuransi, tapi kamu merasa belum sanggup memiliki asuransi? Coba pelajari cara Atur Keuangan dan Penuhi Biaya Asuransi Kesehatan Bahkan Di Tengah Berbagai Ketidakpastian

Walau sedikit, tetaplah berinvestasi 

Sedikit, sedikit, lama-lama menjadi bukit. Itulah prinsip investasi. Jangan takut untuk berinvestasi karena justru cara ini bisa membantu dana kamu berkembang mengikuti laju inflasi. 

Investasi sebaiknya dilakukan di aset yang minim risiko seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, obligasi ritel Indonesia. Ketiga jenis investasi tadi bisa memberikan return di atas angka inflasi, dalam kisaran 4,89 persen sampai 7,18 persen setahun.  

Cari pendapatan tambahan 

Harga barang-barang meningkat, pengeluaran membengkak, sementara pendapatan masih sama? Tentu saja ini bisa bikin tabungan kamu semakin tergerus, apalagi kalau biaya sehari-hari nggak berhasil kamu tekan. Kalau memang nggak bisa mengencangkan ikat pinggang dan menahan laju pengeluaran, ya berarti kamu harus punya penghasilan tambahan.  

Tapi ingat ya, waktu ada peningkatan pendapatan bukan berarti gaya hidup juga harus kamu tingkatkan. Gunakan ekstra uang yang kamu peroleh untuk membeli kebutuhan, tabungan dan investasi.  

Lengkapi proteksi diri  

Inflasi berpotensi jadi risiko yang menggerus harta kamu. Dan ketika ada hal tidak terduga terjadi, harta benda kamu bisa semakin terkuras karena nggak adanya proteksi. Di lain pihak, inflasi juga bisa mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk daya beli di bidang kesehatan. Biaya kesehatan yang naik, membuat kita semakin sulit mengakses fasilitas kesehatan.  

Untuk mengatasi ini, menyimpan uang di bank saja nggak akan cukup. Bahkan nilai dana tabungan di rekening kamu bisa tergerus inflasi, alias nilainya terus berkurang. Lantas apa solusinya?  

Pastikan kamu sudah jadi peserta program jaminan kesehatan baik dari pemerintah maupun dari asuransi swasta. Iuran BPJS yang terjangkau dengan perlindungan yang cukup luas, membuat program jaminan kesehatan ini ideal dimiliki. Tapi kalau kamu ingin mendapatkan fasilitas yang sesuai keinginan dan lebih cepat prosesnya, serta fleksibel dan nyaman, kamu bisa menambahkan proteksi kesehatan dengan asuransi swasta. Kamu juga bisa memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kamu. 

Inflasi yang meningkat, perlu kita waspadai dengan langkah bijak. Mempersiapkan diri dengan pengaturan keuangan yang baik bisa bantu kamu lebih tenang menghadapi ketidakpastian di masa depan. Sehingga, apapun yang terjadi nanti, kamu dan keluarga sudah siap!

‘Asuransi Kesehatan sebagai salah satu bentuk proteksi finansial menjadi sangat penting, baik dalam keadaan ekonomi stabil, maupun dan terutama saat menghadapi inflasi. Apabila kamu sudah memiliki BPJS, proteksi kesehatan yang melindungi risiko finansial dapat kamu andalkan sebagai pengganti penghasilan yang hilang apabila kamu sakit dan harus dirawat inap di Rumah Sakit. Asuransi Santunan Rawat Inap Roojai Indonesia yang memberikan santunan harian walaupun kamu sudah ditanggung BPJS dapat memberikan rasa tenang ekstra dalam hal finansial. Pelajari lebih lanjut terkait Asuransi Santunan Rawat Inap untuk mengetahui bagaimana proteksi ini dapat memberikan proteksi yang kamu butuhkan.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!