
Sistem transmisi memiliki fungsi untuk mengatur kecepatan mobil dengan memindahkan tenaga dari mesin ke roda melalui perpindahan gigi transmisi mobil. Untuk memastikan kinerja sistem transmisi atau sistem penggerak mobil dapat bekerja dengan efisien dan maksimal, komponen penting yang tidak bisa diabaikan adalah penggunaan oli transmisi yang tepat.
Konten
Oli transmisi harus dipilih dengan benar dan sesuai dengan penggunaan agar sistem transmisi dapat berfungsi dengan baik untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya jika kamu memilih oli transmisi yang salah atau kualitas rendah akan menyebabkan gigi mobil terasa berat saat dipindah, transmisi bergetar, kehilangan tenaga, atau bahkan rusak. Untuk itu, sebelum memilih oli transmisi, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Jenis transmisi mobil – oli matic atau oli transmisi manual
Untuk memilih oli transmisi yang tepat, kamu harus paham bahwa ada perbedaan antara oli transmisi manual dan oli matic. Untuk mobil-mobil dengan transmisi manual biasanya memilih oli transmisi manual dengan pertimbangan spesifikasi viskositas. Namun untuk mobil dengan transmisi matic, biasanya akan juga perlu mempertimbangkan jenis matic mobil tersebut. Misalnya mobil matic kovensional akan menggunakan oli matic konvensional, lalu mobil matic CVT akan menggunakan oli transmisi matic CVTF, sedangkan mobil matic dual clutch yang juga akan membutuhkan oli transmisi matic dual clutch. Jadi jangan sampai salah untuk memastikan jenis matic untuk memilih oli matic mobil yang kamu kendarai.
Viskositas – kode SAE oli transmisi
Faktor pertama yang penting untuk diperhatikan adalah viskositas atau kekentalan oli transmisi manual maupun kekentalan oli transmisi mobil matic. Jika pada buku manual dari pabrik mobil memberikan angka viskositas oli transmisi yang direkomendasikan, kamu harus mengikuti petunjuk tersebut.
Namun, jika kamu perlu memilih sendiri oli transmisi, maka kamu perlu mengetahui bahwa terdapat dua jenis viskositas pada oli transmisi, yaitu viskositas rendah dan viskositas tinggi. Viskositas rendah baik digunakan untuk mobil dengan kecepatan tinggi, beban gigi rendah, gigi yang lebih kecil, dan mesin dengan kinerja gesekan tinggi. Jenis oli dengan viskositas yang rendah/tipis dapat mempercepat pengeluaran suhu panas pada mesin. Sedangkan oli dengan viskositas tinggi baik kendaraan dengan kecepatan rendah, beban gigi tinggi, gigi yang lebih besar, dan memiliki resistensi tekanan tinggi.
Single grade atau Multi Grade
Kemudian, perhatikan pula standar yang menentukan viskositas oli transmisi, yaitu SAE atau Society of Automotive Engineers untuk mengklasifikasikan viskositas oli transmisi dan oli mesin agar sesuai dengan sistem. SAE sendiri terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu Monograde/Single Grade dan Multigrade.
Oli transmisi monograde ditentukan hanya dengan angka tanpa huruf W seperti SAE 30, SAE 40, atau SAE 70 menunjukkan penggunaan oli untuk suhu 100°C, sedangkan oli monograde yang terdiri dari angka dan diikuti oleh huruf W, misalnya, SAE 70W, SAE 75W, atau SAE 80W, menunjukkan penggunaan oli pada suhu -18 ° C. Huruf ‘W’ yang tertera pada kemasan oli merupakan tanda untuk musim dingin (Winter). Oli jenis ini memiliki nilai kekentalan yang selalu tetap dan tidak berubah apabila terjadi perubahan suhu dan biasa digunakan untuk kendaraan yang ada di negara dengan suhu yang stabil atau tidak terdapat perubahan suhu yang drastis.

Oli transmisi multigrade dapat digunakan pada kendaraan yang berada di 2 kondisi cuaca, yaitu cuaca panas dan cuaca dingin. Hal ini karena memiliki tingkat kekentalan yang stabil terhadap perubahan suhu. Oli multigrade memakai aditif khusus yang mampu mempertahankan viskositas oli transmisi baik pada suhu tinggi maupun rendah. Oli jenis ini ditandai oleh dua set angka dan huruf W misalnya, SAE 10W-30, SAE 15W-40, atau SAE 75W-90. Set angka pertama menunjukkan viskositas oli transmisi pada suhu dingin, sedangkan set angka kedua menunjukkan viskositas oli transmisi pada suhu tinggi/panas. Sebagai contoh, oli SAE 10W-30 memiliki nilai viskositas atau kekentalan 10 pada suhu rendah dan memiliki kekentalan 30 saat suhu tinggi.
Pada umumnya, pemilik kendaraan memilih oli pelumas transmisi dengan spesifikasi SAE 80W-90 sebagai SAE oli transmisi manual. Sementara itu, untuk memilih oli transmisi mobil dengan mesin otomatis, sesuaikan dengan transmisi/model mesin yang digunakan mobilmu. Perhatikan label pada botol kemasan oli untuk melihat jenis oli pelumas yang harus digunakan. Misalnya, untuk merek HONDA, ATF-Z1, disarankan untuk menggunakan oli berlabelATF-DW1. Jika mobilmu menggunakan transmisi CVT (continuously variable transmission), gunakan oli dengan label CVT.
Kesimpulan
Perlu diingat bahwa kualitas dan konsistensi penggunaan oli transmisi yang tepat akan membantu menjaga kondisi sistem transmisi kendaraanmu untuk jangka waktu yang lama. Mengabaikan pemilihan oli transmisi yang tepat atau mengganti oli secara tidak teratur dapat mengakibatkan masalah pada transmisi, termasuk kerusakan, penurunan kinerja, dan kamu akan perlu mengeluarkan biaya perbaikan yang tinggi. Maka itu ganti oli transmisi matic maupun ganti oli transmisi manual perlu dilakukan dengan teratur.
Selain memilih oli transmisi yang tepat agar kamu dapat menikmati pengalaman berkendara yang lancar, aman, dan menyenangkan, kamu juga perlu menambah proteksi ketika berkendara dengan memiliki Asuransi Mobil All Risk (Komprehensif) dari Roojai. Dengan customer service yang tersedia 24/7, Roojai siap membantumu jika terjadi masalah pada mobilmu ketika berkendara.