5 Lokasi Hidden Gem di Jakarta yang Cocok untuk Wisata Keluarga

Banyak sekali hidden gem di Jakarta yang cocok untuk kamu kunjungi bersama keluarga di akhir tahun ini. Ya, kamu tidak harus ke luar kota atau luar negeri kalau mau jalan-jalan. Jakarta sendiri menawarkan berbagai spot dan lokasi yang tidak kalah menarik, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata budaya, sampai wisata edukasi yang akan bermanfaat bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Suatu lokasi wisata disebut hidden gem jika “tersembunyi” atau belum diketahui banyak orang padahal lokasinya mudah dijangkau dengan berbagai pilihan akses transportasi. Seperti permata yang bernilai, tempat-tempat ini juga akan memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan. Apalagi jika dikunjungi bersama keluarga dan orang-orang terdekat.
Dalam artikel ini, ada 5 rekomendasi lokasi wisata hidden gem di Jakarta yang cocok untuk wisata keluarga di akhir tahun. Yuk, lanjut baca untuk menambah referensi kamu.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Hutan mangrove atau hutan bakau sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai benteng pertahanan alami pantai. Hutan bakau mencegah terjadinya abrasi (pengikisan tanah di garis pantai), menjaga kualitas air laut, menghasilkan oksigen untuk manusia bernapas, menyerap polutan air dan udara, serta melindungi ekosistem laut dan pantai. 

Tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki ekosistem hutan mangrove terluas di dunia? Salah satu lokasinya menjadi hidden gem di Jakarta. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk merupakan kawasan konservasi alam mangrove yang sebelumnya digarap oleh penambak liar. Untungnya, pada tahun 1998 dilakukan restorasi oleh pemerintah. Akhirnya, pada tahun 2010, kelestarian hutan mangrove di sana sudah kembali seperti semula dan dibuka sebagai lokasi kunjungan wisata secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Mengutip situs resmi Taman Mangrove Jakarta, surga hijau seluas 99,82 hektar ini terletak di Kelurahan Kamal Muara yang bersebelahan dengan kawasan elit Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lokasinya sangat mudah untuk dijangkau. Jika menggunakan kendaraan pribadi, kamu bisa lewat Tol Dalam kota dan keluar di pintu tol terdekat, yaitu Tol Pluit. Lanjutkan perjalanan ke Jalan Muara Karang. Jika menggunakan transportasi umum, kamu bisa menggunakan TransJakarta koridor 9A yang melayani rute PGC 2 sampai Pluit. Turun di Halte Pluit Village Mall lalu perjalanan bisa dilanjutkan dengan angkot kode B01 atau taksi online.

TWA Angke Kapuk buka dari pukul 08.00 WIB hingga 17.30 WIB. Khusus untuk akhir pekan dan hari libur nasional, kawasan ini dibuka lebih awal, yaitu pukul 07.00 WIB. Harga tiketnya berbeda antara hari biasa dengan akhir pekan dan hari libur nasional. Orang dewasa harus membayar Rp30.000 per tiket pada hari biasa dan Rp35.000 pada akhir pekan dan libur nasional. Sedangkan harga tiket untuk anak-anak adalah Rp15.000 per tiket pada hari biasa dan Rp20.000 per tiket pada akhir pekan atau hari libur nasional. 

Di TWA Angke Kapuk, kamu bisa menghabiskan liburan akhir tahun dengan staycation bersama keluarga. Tersedia Pondok Kemah dengan tarif antara Rp450.000 hingga Rp600.000 per kamar. Setelah meletakkan barang bawaan di kamar, kamu bisa menikmati pemandangan alam hutan bakau yang indah lalu manjakan lidah dengan wisata kuliner di kantin yang pastinya bersuasana alam.

Sebagai lokasi wisata edukasi, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa bisa ikut kegiatan menanam pohon mangrove. Perahu dan kano juga bisa digunakan untuk berkeliling bersama-sama. Jika suka bersepeda, kamu bisa berkeliling di kawasan yang luas ini. Jangan lupa membawa beberapa perlengkapan sepeda, agar gowes-mu lebih nyaman. Kamu juga bisa mengambil foto-foto instagramable dengan latar alam yang indah untuk diposting di media sosial.

Taman Tabebuya

Hidden gem di Jakarta selanjutnya terdapat di bilangan Jakarta Selatan. Rupanya Jakarta tidak melulu bangunan perumahan, perkantoran, atau gedung-gedung tinggi. Ada juga kawasan terbuka hijau yang dapat dikunjungi bersama keluarga, bahkan masuknya gratis. Salah satunya adalah Taman Tabebuya di Jagakarsa. Kawasan dengan pepohonan rimbun dan udara segar jadi lokasi wisata yang tak boleh terlewatkan di akhir tahun ini. 

Nama Tabebuya berasal dari nama pohon yang terdapat di sana. Pohon dengan nama ilmiah Handroanthus chrysotricha ini rupanya berasal dari Brazil, Amerika Selatan, dan dapat tumbuh di daerah subtropis maupun tropis seperti Indonesia. Pada musim mekarnya, pohon ini akan berbunga sangat indah laksana bunga sakura.

Dulunya, Taman Tabebuya merupakan lahan rawa sebagai daerah resapan air hujan, khususnya untuk mencegah banjir di kawasan Jagakarsa. Untuk meningkatkan fungsinya, kawasan ini dijadikan ruang terbuka hijau yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Diresmikan pada tahun 2011 dan dibuka untuk publik pada tahun berikutnya, taman ini menempati lahan seluas 9.626 meter persegi. 

Taman Tabebuya buka setiap hari dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Lokasinya berada di Jalan Moch Kahfi I, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sangat mudah diakses oleh siapapun, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kamu bisa naik KRL dan turun di Stasiun Pasar Minggu lalu lanjut naik angkutan kota M20 jalur Terminal Pasar Minggu – Raya Ciganjur. Tidak perlu reservasi ataupun membayar untuk masuk ke areanya. 

Selain pohon tabebuya, taman ini juga memiliki berbagai vegetasi tanaman dan pohon sebagai usaha penghijauan di tengah perkotaan. Dijamin kamu dan keluarga dapat menghirup udara segar di sini. Kamu juga bisa berolahraga, seperti jogging dan yoga. Tetapi jangan lupa melakukan pemanasan untuk menghindari cedera karena olahraga ketika liburan. Selain itu, kamu juga bisa berburu foto-foto keren berlatar pepohonan, rerumputan hijau, atau kolam teratai. Anak-anak bisa bermain di playground. Terdapat bangku taman dan toilet yang memiliki akses ramah bagi lansia dan difabel.

Kontur taman ini sedikit berbukit-bukit sehingga tidak membosankan untuk dijelajahi. Setelah capek berkeliling, kamu bisa duduk-duduk bersama keluarga sambil menikmati cemilan dan minuman yang dibawa dari rumah. Tetapi jangan lupa untuk menjaga kebersihan taman dengan membuang sampah pada tempatnya. 

Orang-orang juga menyebut lokasi ini sebagai tempat healing dan menjernihkan pikiran. Kamu bisa menatap hijaunya pepohonan di gazebo mungil sambil merenungkan apa saja yang sudah tercapai dan yang belum dicapai selama setahun ke belakang. Dengan buku catatan di tangan, kamu juga akan mendapatkan inspirasi untuk menulis apa saja resolusi-resolusi untuk tahun depan. 

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Hidden gem di Jakarta ini menawarkan wisata budaya, wisata agro, wisata air, hingga berbagai interaksi yang menarik bagi kamu dan keluarga. Mengutip situs resminya, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dikhususkan sebagai ruang reka cipta atau dapurnya budaya Betawi. Sebagai pengunjung, kamu dapat melihat dan berinteraksi dengan kebudayaan Betawi secara langsung.

Perkampungan ini menempati lahan seluas 32 hektar di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Setu atau situ berarti danau dalam bahasa Sunda, sedangkan babakan berarti kampung baru. Perkampungan ini memang diapit oleh dua buah danau buatan, yaitu Danau Mangga Bolong dan Danau Babakan. Di area Danau Babakan, kamu dapat menikmati pemandangan sambil berwisata air dengan menggunakan perahu yang disewakan.

Bagi yang suka memancing atau budidaya ikan tawar, kegiatan ini boleh dilakukan di Setu Babakan. Sambil menunggu ikan memakan umpan, kamu bisa menikmati pemandangan berbagai pepohonan yang menghasilkan buah khas Betawi, seperti pohon melinjo, pohon kecapi, buah buni, dan pohon buah-buahan lain yang umumnya sudah sulit ditemui di Kota Jakarta.

Unsur kebudayaan Betawi sangat kental di sini, mulai dari rumah adat, Museum Budaya Betawi, kuliner khas Betawi, hingga dialek bahasa dan pakaian penduduknya. Baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa dapat lebih mengenal kebudayaan Betawi yang tampaknya terpengaruh oleh budaya Cina, Arab, dan Belanda sejak dulu. 

Menu makanan dan minuman yang bisa kamu cicipi antara lain gado-gado, kerak telor, toge goreng, laksa, soto Betawi, ketoprak, bir pletok, dodol, gulali Betawi, dan lain-lain. Kamu juga bisa menonton pertunjukan Lenong Betawi, gambang kromong, latihan silat Betawi, dan ragam pertunjukan tradisi lainnya.

Kampung Betawi buka setiap hari dari pagi hingga sore, tetapi museum dan area Setu Babakan ditutup setiap Senin dan hari libur nasional. Museum dibuka dari hari Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB. Sedangkan kawasan Danau Babakan buka dari 09.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kamu tidak perlu membayar tiket masuk. Jika membawa kendaraan pribadi, pengunjung hanya dikenakan tarif parkir kendaraan berkisar Rp2.000 sampai Rp5.000 per jam. Jangan lupa untuk mempersiapkan mobilmu jika kamu ingin melakukan perjalanan jarak jauh.

Jika menggunakan kendaraan umum, kamu bisa naik KRL dan turun di Stasiun Universitas Pancasila. Lanjutkan perjalanan dengan ojek atau taksi online. Dari Stasiun Universitas Pancasila kamu juga bisa naik angkutan umum M20A trayek Pasar Minggu – Cipedak. Kamu juga bisa naik KRL lalu turun di Stasiun Lenteng Agung. Lanjut naik angkot berwarna biru nomor 28 dan turun di depan lokasi wisata Setu Babakan. 

Old Shanghai Sedayu City

Hidden gem Jakarta berikutnya berkonsep chinatown atau pecinan yang bisa jadi alternatif lebih dekat bagi warga Jakarta yang merasa Pantjoran di Golf Island PIK terlalu jauh. Lokasi Old Shanghai berada di Sedayu City, Cakung, Jakarta Timur. Terkadang orang menyebutnya berada di Kelapa Gading walaupun sebenarnya kurang tepat. Yang pasti, pecinan ini bisa jadi tujuan tempat wisata kuliner dan belanja untuk liburan keluarga akhir tahun. 

Kamu bisa berkeliling area Old Shanghai yang memiliki arsitektur dan desain interior yang menarik. Tentunya kental dengan suasana ala Kota Shanghai. Banyak sekali spot-spot yang bisa dijadikan latar buat stok foto media sosial kamu. Mulai dari Dragon Alley, Kolam Pagoda, Gazebo, dan Plaza. Mural-mural di sana pas jadi latar berfoto. Muralnya menggambarkan budaya dan cerita khas negeri seberang, seperti mural Barongsai, mural Sun Go Kong, sampai mural Chinese Opera.

Old Shanghai buka setiap hari, mulai pukul 10.00 WIB sampai 22.00 WIB pada hari Senin sampai Jumat, dan mulai dari 07.00 WIB sampai 23.00 WIB pada akhir pekan dan libur nasional. Untuk mendapatkan suasana terbaik, kamu disarankan datang sekitar pukul 15.00 WIB hingga malam hari. Pada sore hari, langit akan berwarna keemasan (golden hour), juga tidak terlalu panas untuk berkeliling atau shopping. Di malam hari, nikmati cahaya warna-warni lampion dan desain lampu bangunan yang memanjakan mata. 

Kamu dan keluarga tidak perlu membeli tiket masuk alias gratis. Aksesnya pun sangat mudah. Kamu bisa menggunakan transportasi umum LRT dan turun di Stasiun Pegangsaan Dua. Pengguna kendaraan pribadi bisa melewati Tol JORR dan keluar di pintu tol Cakung Timur. Old Shanghai sendiri memiliki tiga gerbang utama, yaitu: Emperor’s Fortress, Phoenix Gate, dan Tiger Gate.

Tersedia banyak rumah makan, restoran, dan kios-kios yang menawarkan menu bervariasi, mulai dari ala kaki lima sampai makanan mewah. Surga bagi pecinta masakan Peranakan. Pengunjung Muslim juga bisa dengan mudah menemukan restoran menu halal di Old Shanghai. Pihak pengelola mengklaim bahwa 70 persen restoran di kawasan ini termasuk kategori penyedia makanan halal. Tersedia juga mushola untuk beribadah. Jadi, pecinan ini cocok untuk semua kalangan.

Magic Art 3D Museum Jakarta

Museum sudah tidak identik dengan kata membosankan karena semakin banyak museum yang memiliki konsep unik dan menarik. Salah satunya menjadi hidden gem di Jakarta Barat, yaitu Magic Art 3D Museum Jakarta yang didirikan oleh orang Korea. Berbagai karya seni yang ditampilkan mengangkat tema tiga dimensi. Kamu dan keluarga akan menemukan banyak spot foto di zona-zona yang tersedia.

Ada beberapa zona, yaitu Zona Lukisan, Zona Satwa, Zona Lautan, Zona Rutinitas, Zona  Dinosaurus,  Zona Petualangan, sampai Zona Horor. Kamu bisa menjajal semuanya karena setiap zona memberikan pengalaman yang unik. Lukisan dan mural di museum ini dilukis dengan tangan oleh para pelukis dari Korea dan Indonesia. Butuh waktu empat bulan untuk menghasilkan lebih dari 100 lukisan dan mural. 

Tidak hanya di bagian dinding, lantainya pun dilukis. Karena itu, pengunjung tidak diperkenankan menggunakan sepatu selama berada di dalam ruangan museum. Tempat penyimpanan sepatu sudah disediakan. Selain itu, terdapat juga ruangan lain untuk berbagai kegiatan dan atraksi, seperti Labirin Rumah Kaca, Ruang Laser, Ruang Ames, Ruang Miring, Ruang Ajaib, Kursi Ilusi, dan Ruang Penjara. 

Magic Art 3D Museum Jakarta buka mulai dari pukul 10.00 WIB sampai 18.00 WIB. Harga tiket masuknya mulai dari Rp40.000 untuk anak berusia 3 hingga 17 tahun dan Rp60.000 untuk orang dewasa. Sedangkan pada akhir pekan atau libur nasional, tiketnya jadi Rp50.000 untuk anak-anak dan Rp80.000 untuk orang dewasa. 

Museum ini berlokasi di Jalan Kali Besar Timur, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat dan masih berada di kawasan Kota Tua. Aksesnya terbilang sangat mudah. Jika menggunakan KRL, Kamu bisa turun di Stasiun Jakarta Kota. Bagi pengguna TransJakarta, turunlah di Halte Jakarta Kota. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama lebih kurang enam menit dengan jarak sekitar 450 meter dari stasiun atau halte.

Demikianlah rekomendasi 5 lokasi hidden gem di Jakarta yang cocok untuk tempat wisata keluarga di akhir tahun. Kira-kira kamu bersama keluarga akan mengunjungi yang mana? Yang penting, selalulah berhati-hati selama di perjalanan, ya. Persiapkan semua kebutuhan sebelum berangkat.