Penurunan kualitas pendengaran yang disebabkan gangguan pendengaran bisa terjadi secara gradual atau bertahap. Hal ini nggak bisa dipandang sebelah mata karena bisa mengganggu kualitas hidup kamu. Menurut prediksi World Health Organization (WHO), pada tahun 2050 atau 27 tahun dari sekarang, sekitar 2,5 miliar orang akan mengalami gangguan pendengaran dan setidaknya 700 juta orang akan memerlukan rehabilitasi pendengaran. 

Gangguan pendengaran ini bukan hanya terjadi karena masalah usia. Ya memang pertambahan usia merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas pendengaran manusia. Akan tetapi, menurut WHO ada faktor-faktor penyebab gangguan pendengaran yang sebenarnya bisa dihindari. Salah satunya disebabkan oleh praktik mendengar yang tidak baik, seperti penggunaan earphone. Nah, apa sih tanda yang perlu diwaspadai kalau kamu mengalami gangguan pendengaran?

Konten

  1. Apa itu gangguan pendengaran
  2. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada setiap fase kehidupan
    1. Tanda-tanda gangguan pendengaran
    2. Mengatasi gangguan pendengaran

      Apa itu gangguan pendengaran

      Telinga memiliki peran penting dalam keseharian kita. Organ ini membantu kita dalam menangkap suara sehingga kita bisa berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, kita juga bisa mendengarkan musik yang membantu membuat suasana hati lebih baik, lebih fokus, bersemangat atau juga merasa lebih relaks. 

      Gangguan pendengaran adalah gangguan pada kemampuan telinga dalam menangkap suara, baik secara sebagian ataupun menyeluruh, pada salah satu atau kedua telinga. Menurut WHO, seseorang yang tidak dapat mendengar sebaik seseorang dengan pendengaran normal-ambang pendengaran 20 desibel (dB) atau lebih baik di kedua telinga, dikatakan mengalami gangguan pendengaran. 

      Penurunan kemampuan ini secara umum bisa terbagi menjadi ringan, sedang, berat, hingga sangat berat. Selain itu, gangguan pendengaran bisa dialami anak-anak sampai orang dewasa dan manula. 

      Gangguan pendengaran tentu saja bisa mengganggu kualitas hidup kita. Bayangkan jika kita tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan orang lain, komunikasi sudah pasti terganggu. Anak-anak yang masih dalam usia belajar akan mengalami gangguan proses belajar-mengajar. 
      Penyebab gangguan pendengaran bisa terjadi karena ada masalah pada salah satu atau beberapa bagian dari telinga. Gangguan atau masalah tersebut bisa terjadi karena kelainan bawaan, infeksi, trauma atau suatu keganasan.

      Masalah pendengaran bisa mengganggu kemampuan kita mendengarkan musik. Padahal ada banyak manfaat musik untuk kesehatan, loh.

      Gangguan pendengaran bisa terjadi pada setiap fase kehidupan

      Fungsi organ tubuh manusia berkembang dan kemudian menurun seiring perjalanan usianya. Alasan inilah yang membuat gangguan pendengaran dapat dialami pada periode atau fase yang berbeda sepanjang rentang hidup kita, dengan karakteristik yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa gangguan pendengaran yang mungkin terjadi pada setiap periode perkembangan kita: 

      Periode prenatal

      Gangguan pendengaran pada masa ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik, baik yang bersifat herediter (keturunan) maupun non-herediter. Tapi gangguan pendengaran pada masa ini juga bisa disebabkan oleh infeksi yang terjadi di dalam rahim, misalnya virus rubella atau infeksi sitomegalovirus. 

      Virus rubella dikenal bisa menyebabkan cacat janin, salah satunya memengaruhi organ pendengaran. Sementara infeksi sitomegalovirus atau cytomegalovirus (CMV) pada janin biasanya tidak terdeteksi saat baru lahir. Gejalanya baru berkembang seiring waktu, berbulan-bulan atau beberapa tahun setelah kelahiran. Gangguan infeksi CMV bawaan ini biasanya menyebabkan keterlambatan perkembangan, kehilangan pendengaran, dan gangguan penglihatan serius. 

      Periode perinatal

      Gangguan pendengaran yang terjadi pada periode perinatal biasanya disebabkan oleh asfiksia lahir (kekurangan oksigen pada saat lahir), hiperbilirubinemia (ikterus parah, atau disebut juga bayi kuning, yang terjadi pada periode awal kelahiran), berat badan lahir rendah, dan morbiditas perinatal lainnya. 

      Masa kecil dan remaja

      Gangguan pendengaran yang terjadi pada masa ini biasanya disebabkan oleh infeksi telinga kronis, pengumpulan cairan di telinga, meningitis, dan infeksi lainnya. 

      Meningitis itu sendiri adalah peradangan pada meninges, yaitu lapisan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meninges berbentuk selaput yang berfungsi melindungi sistem saraf manusia. Meningitis bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Dalam prosesnya, meningitis bisa menyebabkan gangguan dengar karena peradangan ini menyebabkan masalah pada koklea, organ kecil yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal suara ke otak. Dari situs Med-El dilansir, risiko meningitis terhadap kerusakan suara bisa mencapai 3,5% sampai 37,2%.

      Usia dewasa dan lanjut

      Gangguan pendengaran pada masa dewasa dan lanjut usia biasanya terjadi karena adanya penyakit kronis, kebiasaan merokok, otosklerosis, degenerasi fungsi telinga, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak. 

      Dilansir dari Alodokter, otosklerosis adalah pengerasan atau pertumbuhan tulang yang tidak normal pada telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah memiliki beberapa tulang kecil, yaitu maleus, incus, dan stapes. Normalnya, tulang-tulang ini akan bergetar saat gelombang udara masuk ke dalam telinga, dan kemudian menghantarkan suara ke telinga bagian dalam. Namun pengerasan tulang bagian tengah menyebabkan tulang menjadi tidak lentur dan tak lagi bisa menghantarkan gelombang suara. 

      Di sepanjang rentang hidup

      Selain fase-fase hidup tertentu, gangguan pendengaran juga bisa terjadi sepanjang rentang hidup. Berikut ini beberapa gangguan pendengaran yang bisa terjadi kapan saja: 

      Tanda-tanda gangguan pendengaran

      Gangguan pendengaran bisa dideteksi dari beberapa gejala, antara lain: 

      Jika mengalami hal di atas, sebaiknya pengidap segera memeriksakan diri ke dokter spesialis THT (telinga hidung tenggorokan) untuk dapat ditelusuri penyebabnya. Gangguan pendengaran bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

      Apa jadinya kalau gangguan pendengaran tidak diatasi?

      Pendengaran merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Ketika masalah ini tidak dikenali atau diatasi sejak dini, ada banyak aspek kehidupan manusia yang terdampak, di antaranya: 

      Mengatasi gangguan pendengaran

      Gangguan pendengaran bukan berarti vonis tuli. Masalah ini bisa diatasi jika penyebabnya sudah diketahui secara pasti. Ada perawatan yang bisa direkomendasikan, tergantung dari penyebabnya. Berikut ini beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan dokter: 

      Membuang penyumbatan yang disebabkan oleh kotoran telinga 

      Gangguan pendengaran yang disebabkan kotoran telinga bisa diatasi dengan membersihkan penyumbatan tersebut. Harap diingat, prosedur ini harus dilakukan oleh dokter, untuk mencegah kotoran semakin masuk ke dalam. Dokter akan menggunakan alat kecil untuk menyingkirkan penyumbatan tersebut. 

      Prosedur operasi

      Beberapa jenis gangguan pendengaran yang bisa diatasi dengan operasi di antaranya kelainan pada gendang telinga atau tulang pendengaran. Jika terdapat infeksi pada bagian tersebut yang disebabkan oleh cairan persisten, dokter dapat memasukkan tabung kecil untuk mengeluarkannya. 

      Alat bantu dengar

      Pada gangguan pendengaran yang disebabkan kerusakan telinga bagian dalam, alat bantu dengar bisa direkomendasikan.

      Implan koleka

      Pada gangguan pendengaran yang parah dan tidak dapat diatasi dengan alat bantu dengar konvensional, implan koleka akan menjadi pilihan. Implan koleka bekerja dengan cara menangkap suara dan kemudian diolah menjadi rangsang listrik sehingga dapat dihantarkan ke saraf pendengaran di dalam telinga menuju otak. 

      Implan ini terdiri dari beberapa komponen yang bekerja sama untuk menunjang proses pendengaran. Komponen tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam yang ditanam pada saraf pendengaran di belakang gendang telinga.

      Tidak semua jenis operasi itu sama. Ada berapa jenis operasi? Dan kapan bisa berolahraga lagi setelah operasi?

      Lalu apakah tindakan atau perawatan untuk mengatasi gangguan pendengaran bisa ditanggung asuransi? Untuk tindakan operasi yang berkaitan dengan gangguan pendengaran memang dapat ditanggung oleh asuransi. Namun jika dokter menyarankan penggunaan alat bantu dengar, maka pembelian alat tersebut biasanya tidak ditanggung asuransi. Untuk memastikan apakah asuransi menanggung biaya penanganan gangguan pendengaran, sebaiknya tanyakan pada pihak asuransi, ya. 

      Biaya kesehatan yang tinggi memang kerap membuat kita was-was. Asuransi memang bisa membantu menanggung risiko finansial yang terjadi karena masalah kesehatan. Sayangnya, sebagian besar asuransi kesehatan tidak menanggung biaya penggantian alat bantu dengar. Tapi nggak usah khawatir, ada banyak produk asuransi kesehatan lain yang bisa membantu beban finansial akibat biaya kesehatan.

      Asuransi Penyakit Kritis dari Roojai Indonesia  memberikan perlindungan dari beban keuangan akibat mahalnya biaya penyakit kritis. Asuransi ini bisa menjadi pelengkap asuransi kesehatan atau BPJS, yang bisa digunakan untuk menanggung biaya-biaya yang tidak ditanggung, seperti transportasi, terapi, atau biaya pengobatan lain. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, kamu nggak usah khawatir lagi dengan biaya perawatan yang nggak ditanggung asuransi kesehatan umum.

      Cek harga
      Firdaus

      Ditulis oleh

      Firdaus

      Bagikan:

      Sebelumnya

      Modifikasi Mesin Mobil untuk Pemula & Pilihan Tune Up-nya

      Berikutnya

      Tips Diet dan Nutrisi yang Dibutuhkan untuk Mempercepat Pemulihan dari Penyakit Kritis
      Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

      Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang

      Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

      |

      Lihat premi dalam 30 detik.
      Gak perlu kasih info kontak!

      Menu