Sebenarnya operasi usus buntu tergolong prosedur bedah yang paling umum dilakukan di seluruh dunia. Bagaimana operasi ini dilakukan dan seperti apa pemulihannya? Simak selengkapnya!
Konten
Operasi usus buntu atau dikenal dengan istilah apendektomi adalah prosedur pengangkatan usus buntu ketika ditemukan infeksi pada organ tersebut. Ketika seseorang terdiagnosa mengalami radang usus buntu, biasanya dokter akan menawarkan prosedur ini sebagai cara menanganinya.
Operasi usus buntu perlu dilakukan segera sebelum terjadi komplikasi radang usus buntu yang bisa berdampak fatal.
Sebelum kamu membaca lebih jauh tentang operasi usus buntu, ketahui juga tentang perbedaan sakit perut biasa dan gejala usus buntu.
Ketika terjadi infeksi pada usus buntu, dokter biasanya akan merekomendasikan operasi untuk membuang usus buntu yang terinfeksi. Pada banyak kasus, apendiktomi merupakan prosedur bersifat emergensi yang dilakukan oleh dokter bedah, untuk mencegah usus buntu pecah dan komplikasi yang bersifat fatal.
Ada dua jenis operasi usus buntu yang umum dilakukan, yaitu:
Pada kasus khusus, jika usus buntu sudah pecah dan infeksi menyebar ke rongga perut, dokter bedah perlu melakukan operasi usus buntu dengan prosedur laparotomi. Pada prosedur ini dokter melakukan sayatan yang cukup panjang di perut, yaitu sekitar 10-15 cm. Selain mengangkat usus buntu yang terinfeksi, dokter juga akan melakukan penanganan untuk mengatasi infeksi yang sudah menyebar.
Pada semua prosedur, dokter bedah akan menerapkan bius total kepada pasien, sehingga pasien tidak akan merasakan apa-apa selama prosedur.
Usai prosedur, pasien akan dipindahkan ke ruang observasi sampai efek obat biusnya hilang. Selama itu pula tenaga kesehatan akan mengobservasi reaksi bius, tanda-tanda vital seperti pernapasan dan detak jantung, serta imbas operasi. Setelah sadar dan kondisinya stabil, pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Selanjutnya, pasien akan dirawat inap selama beberapa hari untuk memastikan kondisi pasca operasi.
Waktu pemulihan setiap operasi tentu akan berbeda, tergantung kerumitan prosedur itu sendiri. Pada operasi laparoskopi, waktu pemulihan biasanya lebih cepat dibanding apendiktomi terbuka. Menurut pakar di National Health Service, UK, pada prosedur laparoskopi pasien dapat meninggalkan rumah sakit dalam waktu 24 jam.
Bagaimana dengan bedah terbuka? Dengan luka sayatan yang lebih panjang, waktu pemulihannya memang lebih lama dibanding laparoskopi. Pasien mungkin perlu dirawat selama beberapa hari sebelum diperbolehkan pulang.
Begitu pula pada pasien yang menjalani operasi saat usus buntunya sudah pecah. Pada kasus ini, setelah dioperasi, pasien akan tetap diobati dengan antibiotik dan terus diobservasi untuk melihat adanya tanda-tanda komplikasi. Biasanya waktu rawat inap mencapai 1 minggu.
Setelah pulang dari rumah sakit, bukan berarti pasien bisa bebas beraktivitas. Dokter akan menyarankan aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama masa pemulihan. Pembatasan aktivitas ini biasanya berlaku 2 sampai 4 minggu setelah operasi apendiktomi.
Bagaimana dengan anak-anak yang menjalani operasi usus buntu? Tergantung kondisi, biasanya mereka bisa kembali masuk sekolah 1 sampai 2 minggu setelah operasi.
Seperti operasi atau prosedur medis lainnya, kamu perlu mewaspadai efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi usus buntu. Ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
Komplikasi bisa terjadi tanpa gejala yang spesifik. Oleh sebab itu jadwal kontrol pasca operasi perlu dipatuhi. Dan jangan tunda untuk periksa ke dokter kalau kamu mencurigai adanya komplikasi di atas.
Operasi merupakan penanganan kasus usus buntu yang umum disarankan dokter, karena cara ini bisa mengurangi risiko pecahnya usus buntu di kemudian hari. Setelah pulih dari luka operasi usus buntu, kamu pun bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Meski sudah nggak punya usus buntu, kamu bisa tetap jalani aktivitas dengan normal, bahkan lebih lega karena sangat kecil kemungkinannya masalah ini berulang kembali.
Meski sudah lepas dari masa perawatan setelah operasi usus buntu, kamu disarankan untuk tetap waspada sama kondisi tubuh di masa pemulihan ini. Dokter biasanya akan memberikan beberapa saran untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mengurangi risiko infeksi.
Beberapa hal yang disarankan:
Luka operasi masih akan terasa sakit 1-2 minggu setelah operasi. Oleh sebab itu, biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk meringankan rasa sakit luka sayatan dan pil antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemantauan dan perawatan luka pasca operasi dengan kunjungan kontrol pada 1 dan 2 minggu setelah operasi.
Kamu juga perlu memperhatikan dan selalu waspada dengan tanda-tanda infeksi pada luka operasi. Segera periksakan diri ke dokter kalau kamu menemui gejala berikut ini:
Apabila pemulihan membutuhkan waktu lama, bukannya tidak mungkin kita menjadi bosan karena minimnya aktifitas. Ketahui waktu yang tepat untuk berolahraga setelah menjalani operasi.
Rentang biaya operasi usus buntu tanpa BPJS adalah Rp8 juta – Rp45 juta. Besarnya biaya tergantung pada metode operasi, kondisi pasien, dan lamanya rawat inap. Ketentuan ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 59 tahun 2014.
Terkait penyakit usus buntu, seringkali tindakan operasi tidak dapat terhindarkan. Kamu bisa menghadapinya dengan lebih tenang terutama ketika kamu memiliki proteksi terhadap risiko finansial saat terpaksa operasi usus buntu. Asuransi Rawat Inap Roojai Indonesia, selain menyediakan benefit Santunan Harian Rawat Inap, dan ICU, diantaranya juga memiliki benefit Pembedahan dan Santunan Perawatan Lanjutan.
image: freepik.com
Sebelumnya
Berapa Biaya Operasi Ambeien?Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: