Menu

penyakit kritis
Image by rawpixel.com on Freepik

Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) yang dikeluarkan oleh Kemenkes, penyakit kritis termasuk penyakit tidak menular. Penyakit kritis memang bukan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus seperti Covid-19. Penyakit-penyakit yang tergolong kritis umumnya muncul karena pola hidup tidak sehat yang dilakukan bertahun-tahun. Artinya, penyakit jenis ini tidak muncul begitu saja.  

Riskesda 2018 menyajikan data bahwa sebanyak 95,5 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian, 33,5 persen masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik; 29,3 persen memiliki kebiasaan merokok; dan 21,8 persen orang dewasa mengalami obesitas. Kebiasaan-kebiasaan buruk ini meningkatkan faktor risiko penyakit kritis, lho. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018, penyakit kardiovaskular menjadi penyakit kritis penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia, yakni 35 persen. Kanker berada pada posisi kedua, yakni 12 persen.  

Tentunya, penyakit kritis membawa dampak bagi yang menderita maupun orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, penyakit kritis juga mempengaruhi mental dan finansial. Yuk, lanjut baca artikel ini untuk menambah pengetahuanmu.

Jenis-jenis penyakit kritis 

Di dalam dunia kesehatan dan asuransi, setidaknya tiga penyakit berikut dikenal sebagai penyakit kritis yang umum dialami oleh masyarakat, yaitu: 

Kanker 

Sel-sel tubuh kita yang menua atau abnormal biasanya akan mati lalu digantikan oleh sel yang baru dan berfungsi normal. Namun, ketika ada kejanggalan dalam proses siklus hidup sel, seperti sel-sel baru tetap diproduksi tetapi sel tua dan abnormal tidak mati dan diganti, saat itulah kanker terjadi. Sel yang abnormal bisa berarti sel kanker. Jika sel kanker tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali, sel-sel normal akan kalah dalam jumlah. Sel kanker akan menyerang sel yang sehat sehingga membuat jaringan bahkan organ tubuh kita tidak berfungsi dengan baik. 

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dan dalam 234.511 kasus penyakit ini menyebabkan kematian.  

Stroke 

Stroke terjadi jika darah yang membawa oksigen tidak mengalir ke sebagian otak sehingga terjadi kematian sel atau jaringan. Ada dua jenis stroke, yaitu iskemik (penyumbatan) dan hemoragik (pendarahan). Pada penderita stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena terjadi penyumbatan atau pembekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. 85% dari keseluruhan kasus stroke merupakan tipe iskemik. Pada penderita tipe kedua, yakni stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan yang mengurangi aliran darah ke jaringan otak. Kedua tipe stroke ini mampu menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.  

Stroke merupakan kondisi medis serius dan dapat mengancam nyawa. Menurut World Stroke Organization dalam International Journal of Stroke (2022), sampai saat ini, stroke menjadi penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga paling tinggi di dunia. Dalam dua dekade terakhir, terjadi peningkatan jumlah stroke, yaitu 86% berakhir dengan kematian dan 89% menyebabkan disabilitas, terutama di negara yang berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.  

Penyakit jantung 

Penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan  penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp.7,7 triliun. 

Ada 3 faktor risiko utama yang memiliki kaitan erat dengan penyakit jantung: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok. Kondisi dan gaya hidup, usia, dan riwayat kesehatan keluarga merupakan faktor risiko penyakit jantung. Meski beberapa faktor risiko penyakit jantung tidak dapat dikontrol, misalnya saja usia dan riwayat kesehatan keluarga. Akan tetapi, ada kabar baik. Kamu bisa kok mengambil langkah-langkah untuk menurunkan risiko penyakit jantung dengan fokus pada faktor-faktor yang bisa dikontrol. Meski perawatan medis untuk penyakit jantung terus berkembang dan semakin maju, banyak penelitian menunjukkan bahwa pencegahan adalah kunci terbaik.

Apakah kamu sudah menerapkan pola hidup sehat? Atau kamu masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu kanker? Waduh. Cari tahu apa saja tanda-tanda kanker dan cara mencegahnya.

Dampak penyakit kritis 

Menurut Robby Christy, seorang perencana keuangan, ada tiga aspek kehidupan yang terdampak oleh penyakit kritis, yaitu: 

Dampak psikologis 

Setelah memperoleh hasil diagnosis dokter, pasien sakit kritis mungkin saja terguncang secara mental. Lamanya proses pengobatan atau penyembuhan serta biaya yang tidak sedikit seringkali menyebabkan pikiran penderitanya menjadi gampang panik dan gelisah.  

Tidak hanya si pasien sakit kritis yang merasakan masalah psikologis. Keluarga di sekitarnya juga mengalami beban mental, terutama bagi anggota keluarga yang terlibat erat dalam mengurus dan menjaganya. Umumnya, pasien sakit kritis juga memiliki ketakutan soal dirinya menjadi beban bagi keluarga.  

Dampak fisiologis 

Dampak ini terkait proses perawatan dan tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Mulai dari minum banyak obat, bedah atau operasi, penanganan sebelum dan setelah operasi, dsb. Proses penyembuhan penyakit kritis bisa memakan waktu bulanan, tahunan, bahkan ada yang sampai seumur hidup. Kelelahan secara fisik merupakan hal yang akan dialami oleh pasien sakit kritis. Begitu juga pada keluarga yang menjaga dan merawatnya.  

Dampak finansial 

Dampak finansial yang diakibatkan oleh penyakit kritis tidak terhindarkan. Segala penanganan medis dan pengobatan membutuhkan biaya yang besar, apalagi jika penyakit yang diderita sangat parah. Keuangan keluarga dapat terpuruk karena habis untuk membiayai pengobatan. Jika pasien sakit kritis adalah pencari nafkah keluarga, kondisi finansial semakin memburuk akibat hilangnya pendapatan karena tidak bisa bekerja selama sakit.  

Mengurangi dampak penyakit kritis 

Dampak psikologis 

Melansir WebMD, pasien sakit kritis harus memiliki support team yang mendukung proses penyembuhannya. Tim pendukung ini termasuk keluarga dan teman yang memiliki kepedulian. Meski begitu, anggota keluarga dan teman juga bisa memiliki rasa cemas dan ketakutan.  

Oleh karena itu, pasien sakit kritis perlu memiliki seseorang yang tidak emosional, logis, dan tidak memiliki kepentingan tertentu. Psikolog atau psikiater di rumah sakit dapat membantu pasien membahas perasaan dan beban mental yang dialami. Anggota keluarga yang mengalami beban mental akibat merawat pasien penyakit kritis juga sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog yang disediakan rumah sakit.  

Dampak fisiologis 

Masih merujuk WebMD, agar sakit yang dirasakan oleh tubuh pasien kritis dapat diatasi sebaik mungkin, dokter perlu tahu apa yang benar-benar pasien rasakan. Usahakan untuk melaporkan kondisi dan rasa sakit yang kamu alami seakurat mungkin. Pasien penyakit kritis tidak perlu malu mengakui rasa sakit hanya karena ingin terlihat kuat dan tegar. Deskripsikan apa yang dirasakan, di mana lokasinya, apakah semakin memburuk atau semakin membaik selama proses penyembuhan dan pengobatan. Sampaikan gejala atau keluhan apa pun yang pasien rasakan kepada dokter sedetail mungkin. Dengan demikian, dokter dapat memberikan penanganan atau obat yang tepat bagi keluhan tersebut.  

Dampak finansial 

Penyakit kritis dapat memberikan masalah finansial bagi penderitanya, yaitu biaya pengobatan yang cukup besar, bahkan hingga ratusan juta rupiah. Menurut Prita Ghozie, seorang perencana keuangan, mempersiapkan dana darurat sejak dini perlu dilakukan oleh semua orang. Dana darurat adalah dana terpisah yang khusus disiapkan untuk menghadapi keadaan darurat atau tak terduga, seperti terkena PHK, kebutuhan biaya karena sakit kritis, dan lain-lain.  

Idealnya, dana darurat dikumpulkan setiap bulan dari penghasilan yang diterima. Sisihkan setidaknya 5% dari gaji untuk dikumpulkan sebagai dana darurat. Setiap keluarga sebaiknya punya saldo dana darurat sebesar minimal 3 kali pengeluaran rutin bulanan. 

proteksi penyakit kritis
Image by Freepik

Asuransi penyakit kritis sebagai solusi 

Selain mempersipakan dana darurat, agar proteksi keuangan kamu lebih maksimal, kamu perlu memiliki Asuransi Penyakit Kritis. Ada tiga alasan untuk memiliki asuransi ini, yaitu: 

1. Memberikan rasa tenang dan aman dari beban finansial 

Dengan uang pertanggungan yang mencukupi, asuransi ini membantu kamu meringankan beban finansial yang tak terhindarkan, yang timbul akibat penyakit kritis. 

2. Sebagai pelengkap asuransi kesehatanmu

Asuransi penyakit kritis hadir untuk memberikan manfaat uang santunan tunai yang dapat digunakan sebagai biaya perawatan tambahan meskipun biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh asuransi lain. Manfaat ini bisa dipakai juga apabila asuransi yang kamu miliki tidak memiliki manfaat yang mencukupi untuk meng-cover perawatan penyakit kritis. 

3. Pengganti pemasukan yang hilang akibat penyakit kritis

Terutama bagi kalangan dunia wirausaha dan pekerja lepas, menjalani proses penyembuhan sakit kritis berarti kehilangan waktu dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Dengan memiliki Asuransi Penyakit Kritis, kamu akan menerima santunan tunai, yang tidak bergantung kepada biaya perawatan yang timbul, sebagai pengganti penghasilan yang mungkin hilang ketika kamu dirawat akibat penyakit kritis.

Stroke merupakan salah satu penyakit kritis. Sudah tahukah kamu tentang golden hours yang sangat penting dalam pertolongan pertama dari serangan stroke?

Asuransi Penyakit Kritis dari Roojai Indonesia merupakan pilihan tepat untuk melengkapi asuransi kesehatan utama atau BPJS kamu. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis Roojai, kamu mendapatkan proteksi dari beban keuangan akibat mahalnya biaya perawatan rumah sakit. Selain itu, asuransi ini juga sebagai pengganti biaya yang hilang untuk kamu dan keluarga disebabkan dalam perawatan penyakit kritis. Luangkan waktu kamu untuk mempelajari informasi penawaran selengkapnya agar dapat memperoleh ketenangan paripurna dalam menjalankan kebiasaan sehari-hari serta melindungi diri dan keluarga. 

Ditulis oleh

Dr. Amalia Ika N

Medical Claim Manager

Sebagai lulusan fakultas kedokteran di Universitas Atma Jaya, dr Amalia sudah bekerja dibidang Kesehatan selama 2 tahun dan pernah memiliki sertifikat dibidang Kesehatan seperti ACLS dan Hiperkes. dr Amalia juga sudah bekerja dibidang asuransi selama 11 tahun dan memiliki beberapa sertifikat untuk Underwriting & Claim, Basic Sharia dan Risk Management . Saat ini dr Amalia sebagai Medical Claim Manager senang berbagi tips dan pengetahuan seputar asuransi dan kesehatan.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!