Menu

asuransi untuk freelancer

Apakah kamu seorang freelancer? Menurut situs Investopedia, freelancer adalah individu yang memperoleh penghasilan dari pekerjaan berbasis proyek atau per tugas yang biasanya dalam jangka waktu pendek. Freelancer disebut juga pekerja independen (lepas, bebas, tidak terikat) karena bukan karyawan perusahaan tertentu sehingga memiliki kebebasan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dari beberapa klien secara bersamaan, kecuali yang bersangkutan dikontrak secara eksklusif hingga proyek tertentu selesai dikerjakan.

Pada masa pandemi, melalui media massa, kita menyaksikan maraknya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaan harus bertahan dari goncangan finansial akibat berkurangnya pemasukan. Para individu yang terkena PHK melirik freelancer sebagai pilihan untuk melanjutkan hidup. Di lain sisi, para pekerja yang terbiasa dengan work from home (WFH)

sebagai efek pembatasan mobilitas dan jaga jarak sosial juga beralih ke cara bekerja ala independen. Mereka melihat manfaat positif dari menyeimbangkan kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi (work-life balance). Banyak pula pekerja yang memilih freelancer agar dapat berkarya di bidang yang sesuai dengan passion (renjana).

Dengan menjadi freelancer, seseorang memiliki kebebasan untuk melakukan pekerjaannya kapan, di mana, bagaimana pun caranya, selama tugas atau proyek diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak mengherankan, pada tahun 2020, awal pandemi Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan jumlah pekerja lepas atau freelancer sebesar 26 persen. Sebanyak 33,34 juta orang bekerja sebagai freelancer per Agustus 2020. Angka ini naik 4,32 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi, apakah kamu salah satunya?

Bagi kamu yang fresh graduate maupun yang sudah memiliki pengalaman kerja, freelancer memang menjadi pilihan karier sebagai efek kemajuan teknologi. Internet memudahkan orang dalam berkomunikasi dan menyelesaikan pekerjaan. Kita mengetahui pula banyak pekerjaan freelancer berkaitan dengan sektor teknologi informasi (TI). Web developer, Android developer, code programmer, dan content writer adalah beberapa contoh pekerjaan yang banyak ditugaskan kepada freelancer. Industri konten berbasis visual dan audio-visual juga sangat berkembang, maka kebutuhan akan ilustrator, desainer grafis, videografer, editor video, penata musik, bahkan talent seperti aktor juga semakin meningkat.

Mengelola Keuangan ala Freelancer

Namun, menjadi seorang freelancer bukan melulu tentang kebebasan dan passion belaka. Berbeda dengan pekerjaan kantoran di perusahaan, freelancer memiliki aspek ketidakpastian. Utamanya adalah ketidakpastian tentang penghasilan. Ada kalanya freelancer memiliki banyak klien dan pemasukan yang tinggi, juga ada kalanya freelancer sepi job sehingga harus bertahan hidup hanya dengan dana yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam aspek kesehatan pun, freelancer mesti menanggung sendiri semua tagihan jika dirinya sakit atau bahkan sampai dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, freelancer mestilah mampu mengatur keuangannya.

rencana keuangan freelancer

Prita Hapsari Gozhie, seorang perencana keuangan (financial planner), menjelaskan lima tips yang dapat dilakukan oleh freelancer untuk mengatur keuangan, yaitu:

1. Atur anggaran (budgeting) berdasarkan target gaji setiap bulan

Memang tidak ada pendapatan tetap dalam kamus freelancer, tetapi kamu dapat mengelola ketidakpastian pemasukan dengan menentukan target “gaji bulanan”. Caranya? Angka target gaji bulanan didapatkan dari total semua pengeluaran bulanan yang pasti kamu keluarkan. Prita menyebutkan sebagai dana living. Daftarlah biaya-biaya apa saja yang pasti harus kamu bayar setiap bulan, seperti sewa tempat tinggal, listrik, iuran-iuran, dsb. Besarnya dana living adalah 50 persen dari target gajian bulanan. Kemudian, tambahkan 30 persen untuk saving, dan 20 persen untuk playing. Prita mengatakan, menjadi freelancer bukan berarti tidak bisa menikmati hidup. Playing adalah dana yang dipakai untuk liburan atau membeli sesuatu yang menyenangkan sesuai hobi. Jadi, misalkan biaya living kamu adalah Rp10 juta, maka target gaji bulanan kamu adalah Rp20 juta. Dengan demikian, kamu bisa mempertimbangkan berapa banyak pekerjaan yang mesti diambil dan berapa pemasukan yang kamu dapatkan dari setiap proyek atau tugas agar setiap bulan bisa menerima gaji bulanan sebesar Rp20 juta.

2. Persiapkan dana darurat dan proteksi untuk diri sendiri

Dana darurat, menurut Prita, adalah dana paling penting yang harus dipersiapkan oleh freelancer. Besarnya 12 kali dari biaya living. Jika biaya living kamu adalah Rp10 juta, berarti dana darurat kamu adalah Rp120 juta. Dana darurat hanya boleh dipakai dalam keadaan darurat

alias ketika dana living menipis. Keadaan darurat freelancer biasanya terjadi ketika sepi job, hampir semua klien terlambat membayar invois, atau pengeluaran tak terduga lainnya. Jika pemasukan sudah kembali stabil, dana darurat yang terpakai harus diganti, sehingga jumlahnya tetap sama, yaitu 12 x biaya living. Sedangkan, proteksi diri sendiri berupa asuransi kesehatan. Kita akan membahasnya lebih lengkap sebentar lagi, ya!

3. Hati-hati saat mengajukan aplikasi untuk mendapatkan pinjaman (cicilan)

Prita menyarankan untuk tidak mengambil cicilan jika kamu seorang freelancer. Cicilan lebih cocok bagi pegawai kantoran yang selalu mendapatkan gajian bulanan. Namun, ketika kamu terpaksa mencicil sesuatu, pastikan barang itu bukan produk konsumtif, melainkan sesuatu yang berguna untuk kelancaran pekerjaanmu. Pastikan nilai cicilan maksimal 20 persen dari rata-rata pemasukan yang kamu terima setiap bulan. Lunasi cicilan secepat mungkin agar tidak ada tunggakan atau bunga.

4. Sisihkan dana untuk investasi sebagai persiapan dana pensiun

Pekerja kantoran biasanya diikutsertakan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Sebagai freelancer, kamu bertanggung jawab sendiri untuk mempersiapkan dana kehidupan ketika kamu pensiun. Menurut Prita, 10 persen dari penghasilan kamu sebaiknya langsung masuk sebagai dana investasi. Freelancer dengan pemasukan masih di bawah Rp100 juta per bulan dapat memilih investasi di reksadana. Jika pendapatan meningkat, kamu bisa berinvestasi di saham, logam mulia, dll.

5. Pertimbangkan untuk memiliki beberapa rekening yang terpisah

Prita menyarankan kamu untuk memiliki empat macam rekening. Tujuannya agar dana tidak tercampur dan mudah dikelola. Empat rekening apa saja? Yuk, kita simak di bawah ini:

  • Rekening pembayaran dari klien: rekening khusus untuk menampung pencairan invoice dari klien kamu.
  • Rekening living: rekening untuk menampung “gaji bulanan” dari rekening pertama. Isi rekening living dipakai untuk membayar biaya hidup bulanan dan sehari-hari.
  • Rekening saving: rekening untuk menabung, mempersiapkan dana darurat, dan investasi.
  • Rekening playing: rekening untuk dana liburan, nonton konser, membeli peralatan hobi, dll.

Sebagai freelancer, salah satu hal yang pastinya perlu kamu pikirkan adalah untuk Atur Keuangan dan Penuhi Biaya Asuransi Kesehatan Bahkan Di Tengah Berbagai Ketidakpastian 

Pentingnya Asuransi Bagi Freelancer

Sesuai saran dari financial planner Prita Hapsari Gozhie, asuransi adalah aspek perencanaan keuangan yang sangat penting. Sebagai seorang freelancer, kamu mesti memiliki kemampuan mengelola risiko terutama terhadap ketidakpastian yang kita bahas di atas tadi. Dengan penghasilan yang galau alias tidak menentu, jangan sampai kamu kelabakan dan masuk ke keadaan sulit secara keuangan. Kamu harus memiliki instrumen proteksi diri berupa asuransi.  

Asuransi kesehatan adalah proteksi diri dasar yang perlu kamu miliki sebagai freelancer.  Bagaimanapun juga kamu bekerja dengan dan untuk diri sendiri, artinya kamu harus menjaga kesehatan agar tetap bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan. Jika kamu sakit, siapa yang akan menanggung biayanya selain diri sendiri? Ketika kamu dirawat di rumah sakit, siapa yang akan bekerja untuk menggantikan kamu untuk mendapatkan penghasilan? 

Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu memiliki proteksi keuangan. Perusahaan asuransi akan mengganti biaya sesuai dengan kesepakatan polis yang kamu miliki jika kamu sakit dan dirawat di rumah sakit. Kamu tidak perlu menguras dana darurat atau sampai mengambil dana living, dana saving, atau bahkan dana playing kamu.  

Kamu hanya perlu menyisihkan dana untuk membayar premi asuransi kesehatanmu. Dana pembayaran ini bisa kamu masukkan ke biaya living. Untuk pembayaran premi asuransi kesehatan, Prita menyarankan agar kamu membayarnya secara tahunan mengingat ketidakpastian pendapatan bulanan kamu sebagai freelancer. Prita juga menyarankan agar kamu minimal memiliki BPJS Kesehatan. Jika dana masih ada, kamu bisa mengambil asuransi kesehatan tambahan untuk melengkapi proteksi secara finansial.

Roojai Indonesia memiliki asuransi Hospital Cash Plan dengan manfaat Santunan Tunai Harian yang tidak bergantung dengan biaya rumah sakit, melainkan sesuai dengan polis kamu. Kamu juga bisa mengajukan klaim walaupun biaya rumah sakit kamu sudah ditanggung oleh asuransi lain, lho! Asuransi ini juga bisa menjadi pengganti pemasukan yang hilang akibat dirawat di rumah sakit. Cocok banget untuk freelancer.’

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!