Tingkat keparahan penyakit kanker biasanya dibedakan berdasarkan penyebarannya, ukuran tumor, dan bentuk sel. Umumnya orang hanya mengetahui sistem stadium kanker melalui penomoran saja. Padahal, sistem yang digunakan untuk menentukan stadium dalam kanker ada berbagai jenis. Ketahui lebih lanjut perbedaan antara sistem stadium dalam penyakit kanker melalui ulasan berikut ini!
Konten
Sistem yang Digunakan untuk Menentukan Stadium Kanker
Umumnya tenaga kesehatan menggunakan sistem yang dikembangkan oleh American Joint Committee on Cancer. Sistem yang terbagi menjadi tiga bagian ini dikenal dengan sistem TNM. Sistem ini menggunakan huruf dan angka pada kanker untuk menggambarkan tumor (T), kelenjar getah bening (N), dan berapa banyak kanker yang telah menyebar (M).
Lewat sistem ini, tenaga kesehatan bisa menentukan stadiur secara menyeluruh:
- Tumor (T): memberi informasi ukuran, berapa banyak, dan apakah sel kanker sudah menyebar ke jaringan atau organ lain. Contoh, T0 menggambarkan tidak ada tumor yang bisa diukur. Semakin tinggi angkanya, semakin besar ukuran tumor.
- Kelenjar Getah Bening (N): menjelaskan apakah kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening. Hasil pemeriksaan N0 berarti kelenjar getah bening belum terkena kanker. Semakin tinggi angka, semakin banyak sel kanker yang ditemukan pada kelenjar getah bening.
- Metastasis (M): Kategori ini menentukan apakah kanker sudah menyebar ke organ atau jaringan lain. M0 menunjukkan kanker belum menyebar ke organ lain.
Nggak semua jenis kanker menggunakan pengkategorian TNM untuk menentukan stadium. Misalnya kanker otak dan sistem saraf pusat nggak punya sistem untuk menentukan stadium. Pasalnya, kanker di otak jarang menyebar ke organ-organ lain. Sementara untuk kanker darah biasanya digunakan sistem Rai, Lugano atau Binet.
Sayangnya, saat ini masih ada banyak mitos yang tersebar terkait penyebab kanker. Padahal penyebab pasti penyakit ini sulit diidentifikasi. Karena itu, sebaiknya tidak mudah percaya berita yang tersebar, ya!
Tingkatan Stadium Kanker
Informasi yang dikumpulkan untuk menentukan TNM tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan stadium kanker yang diidap pasien. Sebagian besar kanker punya 4 stadium, beberapa lagi punya stadium 0. Berikut ini penjelasan selengkapnya:
Stadium 0
Stadium ini merupakan tahap kanker pertama atau pra-kanker. Artinya, sel kanker belum terlihat, hanya terdapat sel-sel abnormal dengan potensi menjadi kanker. Stadium ini juga dikenal dengan karsinoma in situ.
Stadium I dan II
Pada stadium ini, kanker masih bercokol di satu area tubuh saja. Kanker stadium I biasanya berukuran lebih kecil.
Stadium III
Menunjukkan ukuran kanker yang lebih besar dan telah menyebar ke jaringan lain di dekat kelenjar getah bening.
Stadium IV
Menunjukkan kanker yang telah menyebar luas ke beberapa bagian/organ tubuh atau bahkan ke seluruh tubuh, disebut juga dengan stadium lanjut atau metastasis.
Semakin dini kanker ditemukan, semakin besar kemungkinan kesintasan pasien. Disebutkan dalam situs Kementerian Kesehatan Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Cancer Research UK, menunjukkan untuk delapan jenis kanker 80% pasien bertahan hidup setidaknya selama 10 tahun setelah diagnosa pada stadium I atau II. Akan tetapi, kelangsungan hidup turun menjadi sekitar 25% pada pasien yang didiagnosis pada stadium III atau IV.
Oleh sebab itu, deteksi dini kanker perlu dilakukan untuk bisa menemukan sel kanker pada tahap awal, yang memungkinkan efektivitas pengobatan dan mencegah kematian pada usia muda.
Sayangnya, di negara berkembang, diagnosa dan pengobatan kanker umumnya dilakukan pada stadium tinggi. Yang artinya juga membuat biaya pengobatan lebih tinggi serta angka kesintasan hidup pengidap dan kualitas hidup pengidap rendah. Menurut World Health Organisation (WHO) menyebutkan, diagnosa dan pengobatan yang terlambat menyebabkan 67% pasien kanker meninggal sebelum mereka mencapai usia 70 tahun.
Akan tetapi, pengobatan kanker saat ini sudah semakin maju seiring perkembangan teknologi di dunia medis. Pilihan obat dan terapi medis juga banyak tersedia.
Kasus kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Ketahui 5 jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia!
Kenapa Stadium Kanker Perlu Ditentukan?
Penentuan stadium membantu dokter dalam memberikan penanganan yang tepat. Misalnya menentukan tipe operasi dan apakah terapi kemoterapi perlu dilakukan atau tidak terhadap pasien. Dengan mengetahui tingkat keparahannya, dapat membantu seluruh tim medis yang menangani dalam menjelaskan mengenai diagnosa kondisi pasien.
Penentuan kstaidum juga perlu dilakukan untuk membantu hal ini:
- Perawatan: Memahami kemungkinan kanker akan kambuh atau menyebar setelah penanganan awal dan melihat bagaimana suatu penanganan kanker bekerja.
- Prediksi hasil: Membantu memprediksi prognosis, yaitu kemungkinan untuk sembuh.
- Penelitian: Beberapa rumah sakit bekerja sama dengan data pusat untuk mengetahui pengobatan apa yang dilakukan dan bagaimana hasilnya. Riset juga dilakukan untuk membandingkan hasil sebuah treatment baru yang dilakukan pada kelompok besar dengan diagnosa yang sama.
Cara Menentukan Stadium dalam Kanker
Pemeriksaan fisik dan beberapa tes dilakukan untuk menentukan clinical staging, sebuah prediksi yang didasari oleh seberapa jauh sel kanker telah menyebar. Staging ini dilakukan sebelum tenaga medis menentukan penanganan untuk pasien.
Untuk melakukan clinical staging, dokter menggunakan informasi dari pemeriksaan fisik, riwayat medis, pemeriksaan darah, pemeriksaan laboratorium dan juga pemindaian seperti:
- Magnetic resonance imaging (MRI): menggunakan gelombang magnet dan radio untuk memperoleh citra/penggambaran area yang terkena kanker.
- Computerized tomography (CT) scan: pemindaian menggunakan sinar-X yang dilakukan beberapa kali dari sudut yang berbeda, kemudian disatukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail.
- Ultrasound (USG): gelombang suara berfrekuensi tinggi yang digunakan untuk mendapatkan gambaran organ/bagian di dalam tubuh.
Selain pemeriksaan di atas, juga bisa dilakukan biopsi, yaitu pengambilan sebagian kecil jaringan untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
Kanker paru-paru adalah kanker penyebab kematian pada pria yang paling tinggi. Salah satu gejala kanker paru-paru adalah batuk. Supaya nggak salah deteksi, kamu perlu Kenali Beda Batuk Biasa dengan Gejala Kanker Paru-Paru
Kanker masih menjadi penyakit yang ditakuti. Salah satu sebabnya adalah karena sifatnya yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Penyakit ini juga bisa terulang kembali meskipun sudah ditangani dengan operasi dan kemoterapi. Meskipun demikian, pengetahuan di bidang kesehatan terus berkembang. Obat-obatan maupun metode penanganan kanker pun telah mengalami kemajuan. Namun, tentunya hal ini akan memakan banyak biaya. Itulah kenapa kamu membutuhkan proteksi untuk melindungi finansial mu selama mengalami penyakit kritis.
Sebelumnya
Habis Operasi, Bisa Mulai Olahraga Lagi?Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: