Menu

kanker payudara

Tahukah kamu, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Data yang dimiliki Kementerian Kesehatan Indonesia memperlihatkan kalau angka kanker payudara mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Dibandingkan kanker lain, kanker payudara menduduki peringkat pertama, disusul kemudian oleh kanker serviks, kanker paru-paru dan kanker usus besar. 

Kanker payudara adalah kondisi yang terjadi waktu sel-sel di jaringan payudara tumbuh secara ganas dan menjadi tumor. Awalnya, kanker payudara ini hanya diketahui terjadi pada perempuan. Tapi belakangan diketahui kalau kanker ini juga bisa terjadi pada pria.  

Walaupun sangat umum terjadi, untungnya angka kesembuhan kanker ini juga terus meningkat, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, pengetahuan dan riset tentang penyakit ini. Angka kesembuhan dan survival kanker payudara akan semakin baik kalau kanker ini dideteksi secara dini. Bagaimana ciri dan gejala kanker payudara? Yuk, simak artikel ini.

Siapa yang bisa terkena kanker payudara?  

Walaupun bisa dialami oleh siapa saja, risiko kanker payudara akan meningkat pada beberapa orang. Pernah dengar cerita artis Angelina Jolie yang melakukan mastektomi untung mengangkat kedua payudaranya walaupun nggak mengidap kanker payudara? Yup, Angelina melakukan langkah preventif ekstrim itu setelah ia diketahui menyandang gen kanker.   

Dalam pernyataan tertulisnya, Jolie menyebutkan kalau dokter memvonis ia punya 87% risiko kanker payudara dan 50% risiko kanker rahim. “Saya pun memutuskan untuk mengambil langkah proaktif untuk meminimalisasi risikonya,” begitu tulis Jolie.  

Salah satu faktor risiko kanker payudara memang dari genetik. Dalam kasus Jolie, risiko itu dikonfirmasi setelah ia menjalani tes genetik untuk mendeteksi keberadaan BRCA1, si biang kerok kanker payudara. Kecurigaan akan adanya risiko itu terutama karena ibunda Jolie sendiri mengidap kanker payudara. Sang ibu harus berjuang selama 1 dekade sebelum akhirnya menyerah di usia 56 tahun.  

Walaupun penyebab kanker payudara nggak bisa ditentukan dari satu hal saja, risiko kanker ini bisa diprediksi dari beberapa hal, seperti:  

  • Jenis kelamin. Meskipun bisa terjadi pada pria, kanker payudara lebih banyak terjadi pada perempuan. 
  • Usia: setelah jenis kelamin, usia juga menjadi faktor risiko terbesar. Perempuan yang lebih tua lebih berisiko mengalami kanker payudara. Sekitar 2 dari 3 kasus kanker payudara ganas terjadi pada perempuan berusia 55 tahun ke atas.  
  • Riwayat keluarga: perempuan dengan kerabat yang mengalami kanker, kemungkinannya lebih besar untuk mengidap penyakit ini. Risikonya jadi dobel kalau yang sakit adalah kerabat terdekat perempuan, yaitu adik/kakak, ibu, dan anak.  
  • Riwayat reproduksi: usia saat ia mengalami menstruasi pertama, usia memasuki menopause, dan jumlah anak yang dilahirkan. 
  • Hormon: beberapa hormon terapi seperti HRT (hormone replacement therapy) dan kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Pada kedua kasus, risikonya bersifat sementara dan bisa menurun beberapa tahun setelah terapi dihentikan.  
  • Kepadatan jaringan payudara: semakin padat jaringan payudara seorang perempuan semakin ia berisiko mengalami kanker payudara. Kepadatan jaringan payudara memang biasanya dipengaruhi faktor keturunan, tapi juga bisa dipengaruhi oleh berat badan, menopause dan jumlah anak yang dilahirkan.

Ciri-ciri kanker payudara

Bersembunyi di dalam kepadatan jaringan payudara, sel kanker acap kali sulit ditemukan pada stadium awal. Pada tahap ini, benjolan nggak selalu terlihat dan hanya 5% dari penyandang yang mengalami nyeri atau rasa nggak nyaman.  

Beberapa ciri dan gejala pada payudara pada stadium awal adalah:  

  • Nyeri di payudara, yaitu payudara terasa nggak nyaman atau nyeri waktu ditekan.  
  • Keluar cairan yang bukan air susu dari puting. Cairan tersebut bisa encer ataupun kental. Warnanya bervariasi dari bening, keruh putih mirip susu, kuning, hijau atau kemerahan. 
  • Benjolan yang teraba/terasa ketika kita meraba permukaan payudara atau menekan payudara 
  • Lesung pipit pada payudara (ada bagian yang melesap). Biasanya tanda ini muncul dikarenakan adanya jaringan payudara yang terinfeksi.  
  • Perubahan pada ukuran payudara 
  • Perubahan kulit payudara, bisa menjadi gatal, bersisik, atau menebal  

Ketika gejala itu ditemukan, biasanya kanker masih dalam tahap awal. Jika ada gejala tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan adanya kanker payudara.

Kalau kamu membaca artikel ini karena menyadari adanya benjolan pada payudaramu, artikel berikut mungkin berguna untukmu: Benjolan di Payudara Apakah Berbahaya? Jangan Panik, Pelajari Dulu Selengkapnya Di sini.

pemeriksaan kanker payudara

SADARI dan deteksi sejak dini

Untuk mendeteksi keberadaan kanker payudara sejak dini, kamu perlu melakukan pemeriksaan rutin sendiri atau yang biasa dikenal dengan SADARI (periksa payudara sendiri). Semakin cepat dideteksi, kemungkinan untuk sembuh dari kanker payudara juga semakin besar.  

Ada lima langkah yang bisa kamu lakukan untuk SADARI, yaitu:  

  1. Lihat. Pastikan payudara kamu dalam bentuk yang normal dari ukuran, bentuk, dan warna. Kalau ada warna kemerahan, bengkak, ada benjolan atau sebaliknya ada bagian yang melesap, atau perubahan pada bentuk puting yang sebelumnya nggak ada, segera buat janji dengan fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan.  
  2. Angkat tangan dan lihat adanya perubahan pada bentuk payudara (sama seperti poin 1).  
  3. Cek adanya cairan yang keluar, terutama di area puting. Cairan berdarah bisa jadi pertanda adanya kanker.  
  4. Raba payudara dalam kondisi tubuh berbaring. Dengan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara kiri, kemudian cek seluruh bagian payudara kiri sampai area ketika. Lakukan gerakan menyapu atas-bawah, melingkar dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, lalu sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama untuk payudara kanan kamu.  
  5. Ulangi gerakan nomor 4 sambil berdiri. Rasakan adanya perbedaan atau hal yang janggal dan segera periksa secara medis jika ada kecurigaan.  

Nggak yang ada yang lebih mengenali payudara kamu selain kamu sendiri, sebab itu pemeriksaan rutin akan berdampak besar. Ketika menemukan adanya benjolan, nggak usah ragu untuk memeriksakan diri. Keberadaan benjolan nggak berarti kamu mutlak mengalami kanker payudara, tapi kewaspadaan sejak awal bisa sangat membantu penanganan yang lebih baik. Jaringan kanker bertumbuh secara eksponensial, sehingga kecepatan mengambil tindakan sangat penting artinya.

Selain informasi tentang deteksi dini kanker payudara, informasi berikut mungkin bisa membantu kamu untuk Waspada Tanda-tanda Kanker Kalau Kamu Punya Kebiasaan Ini.

Pemeriksaan medis

Fasilitas kesehatan dengan tenaga medis berpengalaman memiliki kemampuan mendeteksi benjolan/kanker payudara secara lebih akurat. Tenaga medis profesional bisa mendeteksi benjolan berukuran 0,5 sampai 1 cm. Sementara melalui pemeriksaan SADARI yang dilakukan rutin, umumnya benjolan yang terasa ukurannya sudah cukup besar, yaitu 1 cm.  

Selain pemeriksaan SADARI dan fisik, pemeriksaan ini diperlukan untuk mendeteksi kanker payudara secara akurat:  

Mammogram  

Mammogram atau mamografi adalah tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya melalui teknologi foto Rontgen. Mamografi dilakukan selama 30 menit dalam posisi duduk atau berdiri, tergantung jenis peralatan yang digunakan di fasilitas pemeriksaan.  

MRI payudara 

Prosedur ini dilakukan saat pemeriksaan lain, misalnya mammogram, nggak cukup untuk menegakkan diagnosa kanker payudara. MRI memberikan pencitraan yang lebih detail dengan prosedur yang lebih canggih dibanding mammogram. Selain untuk memperjelas diagnosa, prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana stadium kanker yang dialami. 

Sebaik-baiknya penanganan kanker payudara adalah yang dilakukan pada stadium awal. Sebab itu, deteksi dini kanker payudara adalah kunci. Pemeriksaan rutin yang dilakukan sendiri, membantu kamu mengenali kondisi payudara dan segera sadar jika ada perubahan, sekecil apapun itu. Tapi juga jangan segan untuk segera mendapat penanganan medis, jika kanker sudah terdeteksi. Yuk, perangi kanker payudara sejak dini.

Proteksi Kanker Payudara, Sejak Dini

Selain melakukan pemeriksaan sejak dini, salah satu hal penting yang juga perlu dipikirkan adalah kemungkinan bahwa kanker payudara dapat hadir, menjadi tantangan yang harus kamu hadapi. Dalam hal tersebut, adanya proteksi asuransi penyakit kanker menjadi sangat penting dalam perannya sebagai proteksi finansial.

suransi Kanker yang termasuk dalam Asuransi Penyakit Kritis Roojai Indonesia memberikan proteki finansial tersebut, bahkan apabila kamu didiagnosa kanker payudara stadium awal, proteksi ini sudah dapat memberikan benefit santunan tunai. Pelajari lebih lanjut terkait Asuransi Kanker Roojai Indonesia untuk mendapatkan gambaran selengkapnya tentang proteksi ini.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!