Biaya operasi dan pengobatan stroke memakan dana yang tidak sedikit, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Meski begitu, perlu digaris bawahi bahwa masing-masing kasus kesehatan memiliki kisaran biaya pengobatan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, untuk besaran biaya pastinya dapat konsultasikan dengan dokter terkait ya. 

Yuk, baca artikel di bawah ini selengkapnya untuk mengetahui secara umum kisaran biaya operasi dan pengobatan stroke di Indonesia!

Konten

  1. Biaya Operasi Stroke
  2. Biaya Pengobatan Stroke Ringan
  3. Biaya Operasi Pendarahan Otak
  4. Komponen Biaya Pengobatan Penyakit Kritis

    Biaya Operasi Stroke

    Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu, menyebabkan sel-sel otak mati karena kekurangan oksigen. Penanganan stroke memerlukan perawatan segera dan sering kali melibatkan beberapa prosedur medis, seperti pemeriksaan CT scan, MRI, hingga operasi kraniotomi untuk kasus pendarahan otak.

    Biaya pengobatan stroke sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Di Rumah Sakit Otak Nasional, biaya pengobatan stroke untuk sekali perawatan dimulai dari Rp2 juta. Sementara di Rumah Sakit Pusat Pertamina, biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali perawatan stroke adalah sekitar Rp1 juta hingga lebih dari Rp5 juta per hari.

    Biaya Pengobatan Stroke Ringan

    Pengobatan stroke ringan biasanya melibatkan beberapa prosedur dan perawatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak stroke dan mencegah terjadinya stroke yang lebih parah. Berikut adalah beberapa komponen biaya yang mungkin timbul:

    1. Pemeriksaan Diagnostik: Untuk mendiagnosis stroke ringan, beberapa tes mungkin diperlukan seperti CT scan, MRI, dan tes darah. Biaya untuk tes ini bisa berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000.

    2. Konsultasi Dokter Spesialis: Konsultasi dengan dokter spesialis saraf atau ahli stroke biasanya dikenakan biaya antara Rp 300.000 hingga Rp 1.000.000 per kunjungan.

    3. Obat-obatan: Obat-obatan yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan pembekuan darah bisa memakan biaya mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000 per bulan.

    4. Rehabilitasi: Setelah stroke ringan, rehabilitasi fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara mungkin diperlukan. Biaya untuk sesi rehabilitasi bisa bervariasi, mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 1.000.000 per sesi tergantung pada jenis terapi dan durasinya.

    Secara keseluruhan, biaya pengobatan stroke ringan bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan stroke dan jenis perawatan yang diperlukan, tetapi biasanya berkisar antara Rp 5.000.000 hingga Rp 20.000.000 untuk beberapa bulan pertama pengobatan dan rehabilitasi.

    Biaya Operasi Pendarahan Otak

    Operasi pendarahan otak adalah prosedur medis yang kompleks dan membutuhkan perawatan intensif. Berikut adalah beberapa komponen biaya yang mungkin timbul:

    1. Biaya Rumah Sakit: Biaya rawat inap di rumah sakit untuk operasi otak bisa sangat mahal, tergantung pada fasilitas dan layanan yang diberikan. Biaya ini bisa berkisar antara Rp 20.000.000 hingga Rp 100.000.000 atau lebih untuk beberapa hari perawatan intensif.

    2. Biaya Operasi: Operasi pendarahan otak memerlukan tim medis yang terdiri dari ahli bedah saraf, anestesiologis, dan tenaga medis lainnya. Biaya untuk operasi ini bisa berkisar antara Rp 50.000.000 hingga Rp 150.000.000 atau lebih, tergantung pada kompleksitas kasus dan lama operasi.

    3. Obat-obatan dan Alat Medis: Selama dan setelah operasi, pasien mungkin memerlukan obat-obatan khusus dan peralatan medis seperti ventilator atau monitor jantung. Biaya ini bisa berkisar antara Rp 10.000.000 hingga Rp 50.000.000 atau lebih.

    4. Rehabilitasi: Setelah operasi, pasien biasanya memerlukan rehabilitasi yang intensif untuk pulih. Biaya rehabilitasi bisa berkisar antara Rp 5.000.000 hingga Rp 20.000.000 per bulan, tergantung pada jenis terapi dan intensitasnya.

    Biaya operasi kraniotomi, yang sering kali diperlukan dalam kasus stroke pendarahan otak, dapat memakan biaya antara Rp30 juta hingga Rp100 juta, tergantung pada kompleksitas operasi dan fasilitas rumah sakit.

    Secara keseluruhan, biaya operasi pendarahan otak bisa sangat bervariasi, tetapi umumnya berkisar antara Rp 100.000.000 hingga Rp 300.000.000 atau lebih untuk seluruh proses perawatan, operasi, dan rehabilitasi.

    Komponen Biaya Pengobatan Penyakit Kritis

    Ya, perawatan dan pengobatan penyakit kritis perlu dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini tentu menambah komponen biaya pengobatan penyakit kritis yang harus dikeluarkan oleh pasien. Dan biaya tersebut, nggak semuanya ditanggung oleh BPJS kesehatan. Berikut komponen biaya pengobatan penyakit kritis yang perlu kamu tahu.

    1. Biaya pengobatan rutin 

    Penyakit kritis umumnya memerlukan pengobatan yang rutin dan dalam jangka panjang. Hal ini biasanya diperlukan untuk menangani kondisi yang pengidap alami, yang nggak bisa diubah begitu saja.  

    Pada pasien sakit jantung misalnya, pasien umumnya perlu mengonsumsi obat-obatan jenis antikoagulan secara rutin. Lalu tergantung kondisinya, dokter juga biasanya meresepkan obat penurun tekanan darah, obat pengontrol kolesterol, obat jenis beta blockers yang fungsinya membuat otot jantung menjadi lebih rileks, obat diuretik, dan obat jenis nitrogliserin yang berfungsi mengurangi nyeri dada. Begitu pula pada pasien stroke dan kanker, ada banyak jenis obat-obatan yang harus dikonsumsi rutin. Bahkan pada pasien kanker, biaya kemoterapi yang dikeluarkan bisa lebih besar.  

    2. Biaya tindakan medis atau operasi

    Tindakan medis atau operasi ini menjadi salah satu komponen biaya pengobatan kritis yang paling besar.  

    3. Biaya pemeriksaan atau kontrol rutin

    Pasien sakit kritis perlu melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memonitor perkembangan penyakit dan melihat dampak pengobatannya. Pemeriksaan rutin ini bisa dilakukan seminggu sekali, sebulan sekali, atau tiga bulan sekali.  

    Pada pemeriksaan rutin biasanya ada komponen biaya pemeriksaan dokter spesialis, biaya administrasi rumah sakit, dan biaya pemeriksaan menggunakan alat yang terkadang diperlukan untuk mengetahui kondisi pasien secara lebih jelas. Pada pasien penyakit jantung misalnya, perlu dilakukan pemeriksaan EKG rutin dan pemeriksaan darah rutin.  

    4. Biaya lain-lain 

    Selain biaya yang berkaitan langsung dengan pemeriksaan ataupun perawatan, ada juga komponen biaya lain-lain. Biaya ini bisa sangat beragam, termasuk biaya pengobatan penyakit kritis di bawah ini:  

    Komponen biaya pengobatan penyakit kritis ini biasanya nggak ditanggung oleh BPJS Kesehatan ataupun asuransi kesehatan umum.

    Asuransi Penyakit Kritis dari Roojai Indonesia merupakan pelengkap asuransi kesehatan atau BPJS Kesehatan kamu. Asuransi penyakit kritis ini bisa membantu kamu dari beban keuangan yang timbul akibat mahalnya biaya pengobatan penyakit kritis.  

    Asuransi penyakit kritis bisa membantu kamu merasa lebih nyaman dan bebas khawatir akan besarnya biaya pengobatan penyakit kritis, sehingga kamu bisa lebih fokus pada pengobatan yang harus dijalani.

    Dr. Amalia Ika N

    Ditulis oleh

    Dr. Amalia Ika N

    Medical Claim Manager

    Sebagai lulusan fakultas kedokteran di Universitas Atma Jaya, dr Amalia sudah bekerja dibidang Kesehatan selama 2 tahun dan pernah memiliki sertifikat dibidang Kesehatan seperti ACLS dan Hiperkes. dr Amalia juga sudah bekerja dibidang asuransi selama 11 tahun dan memiliki beberapa sertifikat untuk Underwriting & Claim, Basic Sharia dan Risk Management . Saat ini dr Amalia sebagai Medical Claim Manager senang berbagi tips dan pengetahuan seputar asuransi dan kesehatan.

    Bagikan:

    Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

    Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang

    Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

    |

    Lihat premi dalam 30 detik.
    Gak perlu kasih info kontak!