Operasi Hernia, Biaya, dan Penanganan yang Tepat

September 22, 2022  |  Kategori: Gaya Hidup & Kesehatan

Operasi Hernia, Biaya, dan Penanganan yang Tepat

Ketika mengalami hernia, pasien merasakan tidak nyaman, perih, atau masalah lain yang lebih serius dan membutuhkan operasi sesegera mungkin. Di kalangan masyarakat umum penyakit hernia ini lebih banyak dikenal sebagai turun berok. Kenali lebih lanjut soal apa itu hernia dengan mempelajari artikel Apa itu Hernia / Penyakit Turun Berok?

Apakah hernia/turun berok boleh dipijat? 

Namun, di kalangan masyarakat, masih ada keyakinan bahwa hernia atau turun berok dapat disembuhkan dengan cara dipijat atau diurut. Apakah boleh? Dr. dr. Agi Satria Putranto, SpB-KBD, dari Rumah Sakit Umum Nasional Dr Cipto Mangunkusumo menegaskan bahwa dalam mengatasi turun berok cara pijat atau urut tidak dianjurkan. Menurutnya, turun berok memiliki dua kondisi, yaitu kondisi ringan dan kondisi berat. Pada kondisi ringan, usus bisa masuk kembali dengan sendirinya meski tetap berpotensi akan turun lagi. Lain halnya dengan kondisi turun berok yang sudah berat, pengurutan dapat memicu komplikasi, seperti usus terjepit. Penanganan turun berok secara medis lebih disarankan. 

Komplikasi akibat hernia 

Pada beberapa kasus, hernia inguinal dapat menimbulkan komplikasi, seperti: 

1. Hernia inkarserata 

Komplikasi ini terjadi ketika usus terjebak di dinding perut atau di dalam kantong hernia sehingga mengganggu kinerja dan pergerakan usus. Pasien akan mengalami nyeri yang hebat, mual, muntah, dan susah buang angin atau buang air besar. 

2. Hernia strangulata 

Hernia ini ditandai dengan kondisi usus terjepit sehingga aliran darah ke bagian usus itu terhambat. Komplikasi ini menyebabkan kematian jaringan (gangren) pada usus. Pasien mengalami pendarahan parah atau sepsis yang dapat mengancam jiwanya. 

Penanganan Hernia 

Menurut Gina Lynn Adrales, M.D., M.P.H., direktur Divisi Bedah Invasif Minimal Johns Hopkins Medicine, penanganan secara medis hernia tergantung pada jenisnya, gejala-gejalanya, dan jenis kelamin pasien.  

Pada hernia inguinal, jenis hernia yang umum dialami orang Indonesia, pasien Wanita memiliki lebih besar kemungkinan mengalami sakit yang parah dan harus dibawa ke ruang gawat darurat. Pasien berjenis kelamin wanita juga memiliki faktor risiko lebih tinggi mengalami komplikasi dibandingkan pasien berjenis kelamin pria.  

Pria dengan hernia inguinal sering diperbolehkan menunda operasi jika tidak ada gejala atau keluhan. Beberapa penelitian terhadap pria dengan hernia di area selangkangan (groin) mengindikasikan risiko penyakit ini butuh penanganan darurat, seperti bagian usus tertahan (inkarserata) atau mengalami terjepit (strangulata) di celah jaringan otot, cukup rendah. Namun, hernia dapat membesar dan menyebabkan gejala-gejala seiring waktu, sehingga mereka membutuhkan operasi dalam rentang waktu 10 tahun semenjak diagnosis hernia.

operasi hernia

Jenis-jenis operasi hernia 

Hernia inguinal dapat ditangani melalui prosedur operasi. Ada dua jenis operasi hernia, yakni perbaikan hernia terbuka dan perbaikan hernia secara laparoskopi. Mengutip Cleveland Clinic, berikut prosedur masing-masing jenis operasi hernia: 

1. Operasi terbuka 

Perbaikan kondisi hernia secara operasi terbuka dilakukan dengan membuat sayatan atau bukaan di bagian selangkangan. “Kantung” hernia yang berisi tonjolan usus diidentifikasi. Kemudian, dokter bedah mendorong hernia tersebut kembali ke dalam abdomen dan memperkuat dinding perut dengan jahitan atau jaring sintetis. Sebagian besar pasien diperbolehkan pulang ke rumah setelah beberapa jam keluar dari ruang bedah dan melalui masa pemulihan dalam waktu beberapa hari. Aktivitas berat dan olahraga dilarang selama 4 sampai 6 minggu setelah operasi. 

2. Laparaskopi 

Jenis operasi hernia ini bersifat invasif minimal dan dilakukan dengan alat bernama laparaskop, intrumen seperti teleskop yang berbentuk langsing dan panjang yang dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil di bagian umbilikus (pusar). Prosedur ini biasanya dilakukan dengan memberikan anestesi umum kepada pasien. Oleh karena itu, sebelum operasi, dilakukan evaluasi kondisi kesehatan pasien secara umum, termasuk rekam medis, pemeriksaan fisik (dan kemungkinan juga tes lab), dan elektrokardiogram (EKG). 

Setelah diberikan bius anestesi, pasien tidak merasakan apa-apa ketika prosedur operasi dilakukan. Laparaskop disambungkan ke kamera yang kecil sekali agar dapat memproyeksikan tampilan dalam bagian perutmu ke layar televisi yang ada di ruang operasi. Abdomen pasien diisi dengan gas yang tidak berbahaya (karbon dioksida) sehingga menciptakan ruang bagi dokter, dengan bantuan laparaskop, untuk melihat struktur internal perut. Kemudian, peritoneum (lapisan bagian dalam perut) diberikan sayatan sehingga tampak dinding abdominal yang lemah (celah atau bukaan). Jaring sintetis diletakkan untuk menutupi kerusakan dinding abdomen dan memperkuat jaringannya.  

Setelah prosedur diselesaikan, sayatan kecil tadi ditutup dengan jahitan atau dengan surgical tape. Pasien hanya mendapatkan tiga luka kecil pada operasi hernia secara laparaskopi, bukan satu luka besar seperti pada operasi terbuka.  

Dalam beberapa bulan, luka tersebut tidak akan tampak lagi dan rasa nyerinya lebih rendah. Manfaat lain prosedur ini adalah pasien dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasa dalam waktu lebih cepat dibandingkan dengan operasi terbuka (dalam hitungan hari, bukan minggu). 

Sedangkan hernia ventral (bagian perut atau abdominal) juga dapat terjadi pada pria maupun wanita. Operasi perbaikan direkomendasikan untuk pasien hernia abdominal, kecuali jika pasien memiliki risiko komplikasi atau hernia akan kambuh, seperti karena obesitas atau diabetes yang kurang ditangani dengan baik. Dokter menyarankan agar dua kondisi tersebut dikontrol terlebih dahulu sebelum menjalani operasi hernia.   

Pilihan prosedur operasi dan waktu pemulihan untuk hernia ventral dapat berbeda-beda karena hernia jenis ini juga beragam bentuk dan ukurannya. Hernia umbilikal atau insisional dapat ditangani dengan rawat jalan. Operasi untuk hernia yang lebih rumit akan membutuhkan rawat inap dari satu hingga lima hari.

Biaya operasi hernia di Indonesia  

Jadi, berapa sih biaya untuk menjalani prosedur medis operasi hernia atau turun berok? Mengutip situs gooddoctor.co.id, biaya operasi hernia di rumah sakit adalah sekitar Rp7 jutaaan. Namun, jika kondisi hernia kamu sudah parah, maka biayanya bisa sampai Rp20 jutaan. Perlu kamu ingat bahwa biaya tersebut belum termasuk biaya rawat inap, obat-obatan, dan biaya lainnya di rumah sakit. Biaya tersebut dapat ditanggung secara pribadi atau dengan jaminan asuransi.  

Kabar baiknya, operasi hernia masuk dalam biaya yang ditanggung dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Semua biaya prosedur dan perawatan pasien selama di ruamh sakit akan ditanggung asalkan mengikuti semua prosedur mulai dari konsultasi ke faskes hingga surat rujukan ke rumah sakit. 

Nah, selain BPJS atau asuransi utama lainnya, kamu perlu juga memiliki asuransi tambahan untuk memperkuat proteksi keuangan dan kesehatanmu, yaitu Hospital Cash Plan dari Roojai Indonesia. 

Asuransi Hospital Cash Plan dari Roojai Indonesia memberikan proteksi kesehatan untukmu dengan manfaat santunan tunai harian yang tidak bergantung dengan biaya rumah sakit, melainkan sesuai dengan polis kamu. Kamu tetap bisa mengajukan klaim meskipun biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh asuransi utamamu. Asuransi ini juga bisa menjadi pengganti pemasukanmu yang hilang akibat dirawat di rumah sakit, lho.

Atur paket asuransi sesuai budget kamu. Kamu bisa pilih proteksi tambahan seperti santunan biaya operasi, intensive care, dan perawatan lanjutan. Kamu butuh asuransi kesehatan dengan premi lebih rendah? Kamu bisa tentukan sendiri berapa lama waktu rawat inap yang mau dibayar sendiri (deductible). Selain itu, untuk kamu yang belum mengajukan klaim selama periode masa aktif, Roojai memiliki manfaat no claim bonus berupa diskon yang bisa kamu dapatkan pada saat kamu memperpanjang polis.