Image by rawpixel.com on Freepik
Asuransi tambahan untuk penyakit kritis (rider) adalah manfaat ekstra pada asuransi jiwa atau kesehatan yang memberikan santunan tunai jika nasabah didiagnosis penyakit berat seperti kanker, stroke, atau gagal ginjal. Rider ini membantu mengurangi beban finansial tanpa mengganti polis utama.
Asuransi tambahan untuk penyakit kritis merupakan manfaat perluasan (rider) yang biasanya dapat kamu pilih saat membeli asuransi jiwa atau kesehatan. Jenis asuransi ini melindungi nasabah dari risiko finansial jika mengalami risiko penyakit kritis seperti kanker, stroke dan jantung.
Penyakit kritis berdampak besar bagi yang penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya pada kesehatan, penyakit kritis juga mempengaruhi mental dan finansial. Dalam artikel ini, Roojai mengulas manfaat tambahan (rider) untuk asuransi kritis dan jenis penyakit apa saja yang ditanggung.
Apa Itu Asuransi Tambahan untuk Penyakit Kritis?
Rider penyakit kritis adalah manfaat tambahan dalam polis asuransi jiwa atau kesehatan yang memberikan pembayaran tunai jika tertanggung didiagnosis menderita penyakit serius seperti kanker, stroke, gagal ginjal, atau serangan jantung.
Asuransi penyakit kritis sebagai rider artinya manfaat ini melekat pada polis asuransi dasar seperti asuransi jiwa atau kesehatan. Selain sebagai rider, ada pula asuransi penyakit kritis stand-alone yang berdiri sendiri tanpa memerlukan polis dasar.
Penyakit kritis sendiri adalah gangguan serius pada organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal, atau otak. Rider penyakit kritis memberikan perlindungan berupa dana tunai langsung saat diagnosis ditegakkan, yang membantu meringankan beban biaya dan menjaga kestabilan finansial nasabah..
Manfaat Asuransi Tambahan untuk Penyakit Kritis
Agar proteksi asuransi kesehatan utama kamu lebih maksimal, kamu perlu memiliki asuransi tambahan penyakit kritis yang memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan rasa tenang dan aman dari beban finansial
Asuransi penyakit kritis dapat memberikan manfaat berupa Uang Pertanggungan yang bisa diberikan saat seseorang menderita sakit kritis selama dalam masa perlindungan. Dengan adanya manfaat ini, pemilik polis dapat bisa lebih merasa aman dan terlindungi secara finansial jika suatu saat terkena risiko penyakit kritis.
2. Sebagai pelengkap asuransi kesehatanmu
Asuransi tambahan penyakit kritis hadir untuk memberikan manfaat uang santunan tunai untuk biaya perawatan tambahan meskipun biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh asuransi lain. Manfaat ini bisa juga kamu manfaatkan apabila asuransi yang kamu miliki tidak memiliki manfaat yang mencukupi untuk mengcover perawatan penyakit kritis.
3. Pengganti pemasukan yang hilang akibat penyakit kritis
Menjalani proses penyembuhan sakit kritis berarti kehilangan waktu dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Dengan memiliki asuransi tambahan penyakit kritis, kamu akan menerima santunan tunai, yang tidak bergantung kepada biaya perawatan yang timbul, sebagai pengganti penghasilan yang mungkin hilang ketika kamu dirawat akibat penyakit kritis.
4. Detail manfaat dan cara pembayaran santunan
Asuransi penyakit kritis umumnya memberikan manfaat berupa Uang Pertanggungan (UP) yang dibayarkan dalam bentuk santunan tunai. Pembayaran ini biasanya dilakukan secara lump sum (sekali bayar) setelah diagnosis penyakit kritis yang tercakup dalam polis.
Besaran manfaat dan ketentuan pencairannya tergantung dari perjanjian polis yang kamu pilih. Misalnya, beberapa produk memberikan manfaat penuh untuk penyakit berat, sedangkan sebagian lainnya memberikan pembayaran bertahap untuk kondisi kronis tertentu.
Pastikan kamu memahami syarat klaim asuransi penyakit kritis, dokumen yang dibutuhkan, dan waktu tunggu yang mungkin berlaku sebelum manfaat dapat dicairkan. Dengan memiliki asuransi tambahan penyakit kritis, kamu akan menerima santunan tunai, yang tidak bergantung kepada biaya perawatan yang timbul, sebagai pengganti penghasilan yang mungkin hilang ketika kamu dirawat akibat penyakit kritis.
Jenis-Jenis Penyakit Kritis yang Ditanggung
Saat hendak memutuskan untuk penting untuk mengetahui apa saja penyakit kritis yang ditanggung asuransi oleh polis tersebut. Sebagai gambaran, berikut beberapa jenis penyakit kritis yang biasanya ditanggung oleh asuransi.
- Kanker: Termasuk kanker stadium awal dan lanjut, seperti kanker payudara, paru-paru, hati, usus besar, prostat, serviks, hingga leukemia. Menurut data WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia, dengan beban biaya pengobatan yang sangat tinggi.
- Stroke: Stroke iskemik maupun hemoragik yang menyebabkan kerusakan otak dan gangguan neurologis permanen. Menurut Riskesdas 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, menjadikannya salah satu penyakit kritis paling umum di masyarakat.
- Penyakit jantung: Serangan jantung, gagal jantung, penyakit jantung koroner, operasi bypass, dan operasi katup jantung.
- Gagal ginjal: Termasuk kondisi yang memerlukan dialisis rutin atau transplantasi ginjal.
- Penyakit paru-paru kronis: Seperti bronkitis kronis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
- Penyakit hati kronis: Gagal hati, hepatitis fulminan, dan sirosis.
- Transplantasi organ utama: Jantung, paru-paru, hati, ginjal, atau sumsum tulang.
- Penyakit neurologis dan degeneratif: Alzheimer, Parkinson, multiple sclerosis, penyakit motor neuron, kelumpuhan total.
- Kondisi fungsi indera: Kebutaan total, tuli permanen, hilang bicara.
- Luka bakar berat: Yang mencakup lebih dari 50% permukaan tubuh atau area vital.
- Penyakit autoimun berat: Lupus eritematosus sistemik, anemia aplastik.
- Tumor otak jinak: Yang menimbulkan tekanan atau gangguan neurologis.
- Koma dan trauma kepala berat: Kondisi tidak sadar berkepanjangan akibat cedera otak.
- Penyakit langka lainnya: Hipertensi pulmonal primer, penyakit Crohn berat, kolitis ulseratif kronis, muscular dystrophy.
Premi Asuransi Penyakit Kritis
Premi bulanan untuk asuransi tambahan penyakit kritis umumnya berkisar antara Rp50.000 hingga Rp150.000 untuk Uang Pertanggungan (UP) sebesar Rp100 juta hingga Rp1 miliar. Besarnya premi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti usia tertanggung, jenis kelamin, riwayat kesehatan, cakupan jumlah penyakit kritis yang dilindungi, serta ketentuan polis seperti masa tunggu dan durasi perlindungan.
Beberapa polis menetapkan premi berdasarkan persentase tertentu dari UP, misalnya sekitar 0,1% hingga 0,3% per tahun. Artinya, untuk proteksi sebesar Rp500 juta, kamu mungkin membayar premi sekitar Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta per tahun.
Lebih Baik Mana, Rider Asuransi Penyakit Kritis vs Stand-alone
Sebelum memilih antara rider atau asuransi stand-alone, penting untuk memahami perbedaan mendasar di antara keduanya. Berikut ini tabel perbandingan yang akan membantumu menentukan pilihan sesuai kebutuhan:
Aspek | Rider Penyakit Kritis | Asuransi Stand-alone Penyakit Kritis |
---|---|---|
Keterikatan Polis | Harus dibeli bersama polis dasar | Dapat dibeli tanpa polis dasar |
Fleksibilitas | Terbatas, mengikuti polis utama | Lebih fleksibel dan mandiri |
Cakupan Manfaat | Umumnya terbatas pada kondisi tertentu | Lebih lengkap dan bisa mencakup lebih banyak penyakit |
Premi | Lebih terjangkau | Cenderung lebih mahal |
Uang Pertanggungan (UP) | Tergantung UP polis dasar | Bisa disesuaikan lebih bebas |
Cocok untuk | Nasabah dengan anggaran terbatas & sudah punya polis dasar | Nasabah yang ingin proteksi utama dan mandiri |
Cara Memilih Produk Asuransi Penyakit Kritis
Memilih produk asuransi penyakit kritis membutuhkan pertimbangan yang matang agar proteksi yang kamu miliki sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial. Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
- Pahami jenis produk: Pilih antara rider (tambahan dari asuransi dasar) atau asuransi stand-alone (mandiri) sesuai kebutuhan.
- Cakupan penyakit kritis: Pastikan daftar penyakit yang ditanggung sesuai risiko yang ingin kamu lindungi (misalnya: kanker, stroke, jantung, gagal ginjal).
- Nilai Uang Pertanggungan (UP): Sesuaikan besar santunan dengan potensi biaya pengobatan dan kebutuhan finansial.
- Ketentuan manfaat: Periksa apakah santunan dibayar sekaligus (lump sum) atau bertahap, serta apakah ada manfaat tambahan (second medical opinion, rawat inap, dsb).
- Masa tunggu & masa pertanggungan: Cari tahu berapa lama masa tunggu asuransi kritis sebelum manfaat bisa diklaim, serta berapa lama durasi perlindungan yang diberikan oleh polis tersebut.
- Premi dan fleksibilitas pembayaran: Bandingkan premi antar penyedia dan pertimbangkan opsi pembayaran bulanan/tahunan.
- Reputasi perusahaan asuransi: Pilih perusahaan terpercaya dengan layanan klaim yang jelas dan transparan.
- Prosedur klaim: Pastikan proses klaim mudah, cepat, dan informatif, serta ketahui dokumen yang diperlukan.
Pentingnya Memiliki Proteksi Asuransi Kesehatan
Penyakit kritis seperti kanker, stroke, atau serangan jantung sering datang tiba-tiba dan memerlukan biaya besar untuk pengobatan maupun pemulihan. Di sinilah pentingnya memiliki asuransi tambahan khusus penyakit kritis sebagai pelengkap dari asuransi kesehatan dasar yang kamu miliki.
Untuk perlindungan yang lebih menyeluruh, pertimbangkan asuransi kesehatan dari Roojai yang memungkinkan kamu menambahkan manfaat penyakit kritis sesuai kebutuhan. Dengan premi terjangkau dan pertanggungan fleksibel, kamu bisa fokus pada pemulihan tanpa khawatir terbebani biaya besar.
Pertanyaan Seputar Asuransi Tambahan untuk Penyakit Kritis
Apa bedanya asuransi penyakit kritis dengan asuransi kesehatan biasa?
Bedanya asuransi penyakit kritis dengan asuransi kesehatan terletak pada manfaatnya: asuransi penyakit kritis memberi Uang Pertanggungan (UP) saat nasabah didiagnosis sakit kritis, untuk biaya berobat atau pengganti penghasilan. Sementara asuransi kesehatan menanggung biaya medis seperti rawat inap, operasi, dan obat-obatan selama masa perawatan.
Adakah asuransi penyakit kritis syariah?
Ya, tersedia asuransi penyakit kritis syariah yang mengikuti prinsip-prinsip Islam, seperti tolong-menolong (ta’awun) dan pengelolaan dana secara transparan. Produk ini memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis dengan sistem kontribusi, bukan premi, serta menggunakan akad tabarru’ dan wakalah dalam pengelolaannya.
Bagaimana cara klaim asuransi kritis?
Untuk mengklaim asuransi penyakit kritis, nasabah perlu menyiapkan dokumen penting seperti formulir klaim, hasil diagnosis medis dari dokter spesialis, salinan identitas, dan polis asuransi. Setelah itu, nasabah dapat mengajukan klaim ke perusahaan asuransi melalui agen atau kanal resmi.
Pihak asuransi akan meninjau dokumen dan melakukan verifikasi. Jika klaim disetujui dan memenuhi masa tunggu serta ketentuan polis, maka Uang Pertanggungan akan dibayarkan secara lump sum kepada pemegang polis atau ahli waris yang ditunjuk.
Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang
Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan
|
Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!
Cek harga premi secara online
Bagikan: