Banyak orang belum memahami bahwa pre-existing condition atau kondisi kesehatan yang dimiliki sebelum membeli asuransi bisa memengaruhi hak klaim mereka. Hal ini kerap menjadi penyebab utama klaim ditolak atau perlindungan asuransi tidak langsung berlaku sejak awal.

Yuk, pahami lebih dalam apa itu pre-existing condition, bagaimana pengaruhnya terhadap klaim asuransi, dan temukan strategi cerdas agar kamu tetap terlindungi meskipun punya riwayat kesehatan tertentu!

Apa Itu Pre-Existing Condition dalam Asuransi?

Pre-existing condition adalah kondisi medis yang sudah ada sebelum kamu mendaftarkan diri untuk membeli polis asuransi. Kondisi ini bisa berupa penyakit yang telah terdiagnosis secara resmi, gejala yang sudah dirasakan, atau riwayat medis yang menunjukkan adanya gangguan kesehatan tertentu.

Beberapa contoh umum dari pre-existing condition adalah diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, kanker, hingga gangguan autoimun. Kondisi ini dianggap sebagai risiko yang lebih tinggi oleh perusahaan asuransi karena kemungkinan besar akan membutuhkan biaya perawatan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, informasi mengenai pre-existing condition sangat penting dan wajib disampaikan secara jujur saat proses pendaftaran.

Dampak Pre-Existing Condition Terhadap Klaim Asuransi

Kehadiran pre-existing condition dapat memengaruhi proses klaim asuransi secara signifikan. Banyak perusahaan asuransi yang menerapkan pengecualian terhadap kondisi ini, terutama jika tidak disebutkan secara terbuka saat pendaftaran. Beberapa hal penting yang perlu kamu ketahui:

  • Klaim bisa ditolak jika kondisi yang diajukan sudah ada sebelum pembelian polis dan tidak diinformasikan saat pendaftaran.
  • Beberapa polis tidak menanggung penyakit pre-existing selama periode tertentu yang disebut masa tunggu, biasanya antara 12 hingga 24 bulan.
  • Selama masa tunggu, klaim atas pre-existing condition umumnya tidak diterima.
  • Setelah masa tunggu berakhir, beberapa polis mulai memberikan perlindungan tergantung syarat dan ketentuan kontrak.
  • Ada juga polis yang menetapkan pengecualian permanen, di mana kondisi tertentu tidak pernah ditanggung.

Karena itu, penting untuk membaca dan memahami syarat serta ketentuan polis secara menyeluruh sebelum membeli asuransi.

Strategi Menghadapi Pre-Existing Condition Saat Beli Asuransi

Menghadapi pre-existing condition bukan berarti kamu tidak bisa memiliki asuransi kesehatan. Ada beberapa strategi yang bisa kamu lakukan agar tetap mendapatkan perlindungan yang optimal meskipun punya riwayat medis tertentu.

1. Jujur saat mengisi data kesehatan

Pastikan kamu jujur saat mengisi data kesehatan pada formulir pendaftaran. Transparansi adalah kunci agar perusahaan asuransi bisa memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhanmu, sekaligus meminimalkan risiko klaim ditolak.

2. Pilih polis dengan masa tunggu

Pilihlah polis asuransi yang memberikan opsi perlindungan dengan masa tunggu daripada pengecualian permanen. Meskipun kamu harus menunggu beberapa bulan, setidaknya kamu tetap bisa mendapatkan perlindungan setelah periode tersebut berakhir.

3. Gunakan bantuan agen atau platform asuransi

Manfaatkan bantuan agen asuransi profesional atau platform seperti Roojai untuk membandingkan polis yang menawarkan fleksibilitas dalam menangani pre-existing condition. Dengan begitu, kamu bisa menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatanmu.

Produk Asuransi Kesehatan Roojai

Punya riwayat kesehatan tertentu bukan berarti kamu tidak bisa memiliki asuransi. Justru dengan pre-existing condition, kamu perlu perlindungan lebih agar tidak terbebani biaya medis yang besar di kemudian hari. Umumnya, penyakit yang tergolong pre-existing condition tidak ditanggung oleh asuransi. Karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati, dan sebaiknya kamu memiliki asuransi kesehatan mulai saat ini.

Asuransi kesehatan Roojai memiliki manfaat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran. Roojai menawarkan skema copayment atau deductible agar kamu bisa mendapatkan premi yang sesuai kemampuan.

Cara kerja copayment cukup sederhana: kamu membayar sebagian kecil dari total biaya layanan, sementara sisanya ditanggung oleh asuransi. Misalnya, jika persentase copayment adalah 20%, maka kamu hanya perlu membayar Rp2 juta dari total biaya Rp10 juta dan sisanya Rp8 juta akan ditanggung oleh Roojai.

Sementara deductible adalah sejumlah biaya tetap yang kamu tanggung sendiri sebelum asuransi mulai menanggung sisanya. Contohnya, jika deductible kamu adalah Rp1 juta dan biaya perawatan Rp1,5 juta, maka kamu hanya akan menerima pertanggungan untuk sisa Rp500 ribu setelah membayar bagianmu.

Skema ini cocok bagi kamu yang memiliki anggaran terbatas namun tetap ingin memiliki perlindungan dasar asuransi kesehatan. Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan perlindungan optimal tanpa harus membayar manfaat yang tidak kamu perlukan.

Nikmati juga layanan klaim cashless di lebih dari 2.000 rumah sakit rekanan di seluruh Indonesia. Dapatkan asuransi kesehatan yang cocok untukmu di Roojai!