Menu

cara mengajarkan anak menabung
Image by jcomp on Freepik

Menurut perencana keuangan Prita Ghozie, semakin cepat anak belajar tentang konsep dan peran uang dalam kehidupan sehari-hari, semakin besar peluang mereka menjadi orang dewasa yang sukses di masa depan. Namun, literasi finansial bukan sebuah topik yang umum dibahas oleh guru di sekolah. Oleh karena itu, peran orang tua di rumah sangat penting untuk mengajarkan anak tentang uang, terutama cara mengajarkan anak menabung. 

Ingatkah kali terakhir kita bercakap-cakap dengan anak tentang uang? Uang memang bukan segalanya, tetapi uang sudah menjadi sistem yang terjalin dalam kehidupan. Literasi finansial mencakup bagaimana agar anak mampu menyikapi uang dengan bijak.  

Orang tua perlu menanamkan kebiasaan berpikir kritis pada diri anak, terutama ketika dia sudah memiliki keinginan memiliki atau membeli suatu barang. Terkadang memang muncul dilema dalam diri orang tua. Kalau memang sayang anak, kenapa tidak langsung dibelikan saja? Namun, memanjakan anak dengan memenuhi segala keinginannya tentu kurang bijak.   

Pada waktunya, anak akan menerima uang sendiri, misalnya di hari raya dalam bentuk angpao dan uang jajan harian. Anak belajar bahwa dia memiliki beberapa pilihan dan keputusan ada di tangannya. Kira-kira apa yang akan dilakukannya terhadap uang itu? Apakah dihabiskan begitu saja? Atau ada alternatif lain. Inilah kesempatan orang tua untuk pelajari cara mengajarkan anak menabung.  Yuk, baca terus artikel ini untuk menambah pengetahuan kamu.

Konsep menabung bagi anak

Melansir majalah Parenting Indonesia, konsep menabung memang tidak mudah dipahami oleh anak-anak. Ahli finansial dan penulis buku Make Your Kid a Money Genius (Even if You are Not), Beth Kobliner, menyebutkan bahwa anak-anak berpikir secara sederhana. Bagi mereka, uang digunakan untuk membeli sesuatu.   

Anak-anak mungkin berpikir, untuk apa menimbun uang di dalam celengan? Kobliner menyarankan orang tua untuk menggarisbawahi prinsip menabung, yaitu menunggu untuk membeli sesuatu yang diinginkan. Anak-anak perlu memahami bahwa keinginannya untuk membeli sesuatu tidak harus selalu terpenuhi secara langsung saat itu juga.

Sudah saatnya anak diajarkan untuk memahami konsep uang? Yuk, pelajari apa saja prinsip pengelolaan keuangan yang perlu diketahui oleh anak.

Tips cara mengajarkan anak menabung

Melansir Investopedia, berikut tips yang dapat orang tua lakukan dalam mengajarkan anak gemar menabung: 

1. Jelaskan perbedaan antara kebutuhan vs keinginan 

Salah satu hal esensial yang perlu ditekankan tentang cara mengajarkan anak menabung adalah agar mereka mampu membedakan kebutuhan dan keinginan. Bantulah anak untuk memahami apa saja yang termasuk keinginan dan apa yang lebih penting sehingga termasuk kebutuhan. Kebutuhan meliputi hal-hal dasar yang diperlukan oleh manusia, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian esensial, proteksi kesehatan, dan pendidikan. Keinginan adalah segala yang di luar itu, mulai dari tiket nonton, permen, sepatu buatan desainer ternama, sepeda trendi, hingga smartphone keluaran terbaru.  

Ajak mereka diskusi dengan asik. Jika perlu, beri permainan tebak-tebakan benda mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. Lakukan ketika di perjalanan pulang sekolah atau acara kumpul keluarga. Dengan demikian, anak dapat memahami bahwa kita perlu memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan saja. Uang pun ditabung sebagai cara memenuhi kebutuhan atau keinginan di masa depan.  

2. Berilah mereka uang untuk modal belajar menabung 

Untuk menabung, tentu saja perlu ada uangnya. Berikan uang kepada anak dalam bentuk uang jajan harian, mingguan, atau bulanan. Perhatikan bagaimana anak menggunakan uang tersebut. Anak juga bisa diajarkan memperoleh uang melalui kerja kerasnya. Tawarkan anak uang jajan sebagai imbalan setelah mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring setelah makan malam. 

3. Tetapkan tujuan menabung 

Jika anak diajak menabung tetapi tanpa tahu tujuan, akhirnya dia merasa menabung tidak bermanfaat apa-apa. Sedangkan membeli sesuatu memberikan hasil yang tampak, yaitu dia memperoleh keinginannya. Bantu anak untuk menentukan tujuan menabung pribadinya. Tujuan tersebut dapat memotivasi anak untuk terus menabung.  

Setelah anak tahu tujuan personalnya dalam menabung, bantu dia untuk memecah tujuan menjadi tujuan-tujuan kecil yang dapat dicapainya. Contoh, dia ingin membeli konsol video game yang harganya hingga jutaan rupiah. Berapakah dia harus menabung setiap hari dan berapa lama hingga tujuannya tercapai? Apa yang terjadi jika dia tidak menabung selama beberapa hari? Anak juga akan memahami bahwa menabung perlu konsistensi.

tujuan anak menabung

4. Tentukan wadah untuk menabung 

Jika anak masih kecil, dia cukup menabung di celengan saja. Ketika dia semakin besar, orang tua perlu mempersiapkan rekening bank bagi anak. Orang tua juga dapat membuatkan tabungan berjangka agar anak dapat menyetorkan uang setiap bulan. Dengan demikian, anak sudah terbiasa pula dengan konsep bank untuk menyimpan uang.  

5. Biasakan untuk catat pengeluaran  

Semakin bagus kebiasaan menabung, semakin kita tahu ke mana uang disalurkan. Mengecek pengeluaran dapat dilakukan secara tradisional. Ajak anak untuk mencatat apa saja pembelian yang mereka lakukan setiap hari. Jumlahkan total harian dan mingguan agar anak tahu besar pengeluarannya. Dorong dia untuk berpikir bahwa mengubah kebiasaan menghabiskan uang akan berdampak terhadap kecepatannya meraih tujuan menabung.  

6. Tawarkan insentif menabung 

Jika orang tua kesulitan untuk memotivasi anak, salah satu cara mengajarkan anak menabung adalah dengan mencoba berikan insentif yang diberikan hanya jika anak menabung. Misalnya, anak ingin memberi perangkat elektronik seharga sekian juta. Orang tua dapat memberikan insentif dengan syarat tabungan anak sudah mencapai 50% dari tujuannya atau jika anak dapat menabung setiap hari tanpa terputus.  

7. Biarkan anak belajar dari kesalahannya 

Satu hal penting dalam mengajarkan anak menabung adalah memberikan mereka kesempatan untuk belajar dari kesalahan. Orang tua cenderung ingin membantu ketika anak mengambil keputusan yang kurang tepat. Namun, guru yang baik adalah belajar dari kesalahan. Anak dapat memperbaiki keputusannya terhadap uang di masa depan.

Jadilah contoh yang baik

Anak belajar dengan melihat orang tuanya. Jika orang tua ingin anaknya gemar menabung, maka menjadi orang tua yang gemar menabung adalah jawaban utamanya. Orang tua bisa memiliki celengan juga untuk membantu anak memperhatikan secara langsung.  

Anak juga dapat diperlihatkan rekening tabungan milik orang tua, yang khusus untuk mencapai keinginan personal, misalnya orang tua butuh dana untuk melanjutkan sekolah doktoral. Orang tua juga dapat mengajak anak untuk memiliki tujuan finansial bersama, seperti agenda liburan ke luar negeri tahun depan.

Tahun 2023 akan terjadi resesi, katanya. Bagaimana kalau prediksi para ahli ekonomi jadi kenyataan? Yuk, pelajari apa yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi di tahun 2023.

Selain menabung, kamu perlu juga memahami bahwa asuransi sangat penting sebagai proteksi keuangan, apalagi di dalam keluarga mempunyai riwayat penyakit kritis. Asuransi Penyakit Kritis dari Roojai Indonesia merupakan pilihan tepat untuk melengkapi asuransi kesehatan utama atau BPJS kamu. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis Roojai, kamu mendapatkan proteksi dari beban keuangan akibat mahalnya biaya perawatan rumah sakit. Selain itu, asuransi ini juga sebagai pengganti biaya yang hilang untuk kamu dan keluarga disebabkan dalam perawatan penyakit kritis. Luangkan waktu kamu untuk mempelajari informasi penawaran selengkapnya agar dapat memperoleh ketenangan paripurna dalam menjalankan kebiasaan sehari-hari serta melindungi diri dan keluarga.

Bagikan:

Asuransi Online Paling Terjangkau dan Inovatif di Asia Tenggara

Dapatkan Penawaran Asuransi Online yang Asuransi Online yang Mudah, Terjangkau, dan Dapat Diandalkan

|

Lihat premi dalam 30 detik.
Gak perlu kasih info kontak!